Kisah Srikandi PLN: Dedikasi Tanpa Lelah Jaga Kelistrikan Arus Mudik Lebaran 2025

SUARAJATIM - Sementara ribuan pemudik memadati jalan raya menuju kota usai merayakan Lebaran 2025, Estuning Rahayu justru berdiri tegak di posko tugasnya. Perempuan berhijab ini adalah salah satu Srikandi PLN yang memilih mengutamakan tugas ketimbang pulang kampung. Baginya, menjaga nyala listrik bagi masyarakat adalah prioritas yang tak bisa ditawar.
Srikandi PLN membantu pengisian kendaraan listrik di SPKLU saat arus mudik Lebaran 2025
Estuning Rahayu (kiri), Srikandi PLN ketika melayani pelanggan yang  hendak mengisi daya kendaraan listrik pada periode arus balik mudik lebaran 1446 H.
Estu, panggilan akrabnya, telah menghabiskan dua kali Lebaran berturut-turut di lokasi kerja. Meski tak bisa mudik ke Jawa Tengah, kebersamaan dengan suami dan dua anaknya di Tangerang, Banten, menjadi penghiburan. “Keluarga saya paham bahwa tugas ini adalah bentuk pengabdian. Mereka selalu mendukung,” ujarnya, sembari menata dokumen laporan di meja kerjanya.

Sejak pekan pertama Ramadan, Estu ditempatkan di Posko Mudik PLN Rest Area KM 14B Pinang. Tugas utamanya: memastikan operasional Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) berjalan optimal. Tahun 2025 mencatat peningkatan signifikan pemudik yang menggunakan mobil listrik, membuat perannya kian vital. “Setiap hari, sekitar 50-70 kendaraan listrik mengisi daya di sini. Kami harus antisipasi kebutuhan energi dan kecepatan layanan,” jelasnya.

Arus balik Lebaran 2025 menjadi ujian nyata. Antrean kendaraan di SPKLU kerap memanjang, sementara tekanan waktu pemudik makin tinggi. Estu dan tim bekerja dengan sistem shift 24 jam, memantau suhu baterai, mengatur alur pengisian, hingga memberikan panduan penggunaan SPKLU bagi pengguna baru. “Tantangan terbesar adalah menjaga kesabaran dan kecepatan respons. Pemudik lelah, jadi kami harus ekstra ramah,” tambahnya.

Di balik seragam kuningnya, Estu menyimpan cerita tentang rasa rindu pada orang tua di Solo. Namun, ia meyakini bahwa pengorbanannya bermakna. “Video call dengan keluarga besar jadi pengganti sementara. Saya yakin, suatu hari nanti mereka akan bangga melihat saya berkontribusi untuk negeri,” katanya, sembari menunjuk foto orang tuanya yang terpajang di gawai.

Tak hanya Estu, puluhan Srikandi PLN lain tersebar di posko-posko strategis sepanjang jalur mudik Lebaran 2025. Mereka menjadi bukti nyata komitmen PLN dalam memberdayakan perempuan di sektor energi. “Perempuan bisa menguasai bidang teknis sekaligus menjaga harmoni keluarga. Kuncinya adalah kolaborasi,” tegas Estu, yang juga aktif dalam program mentorship untuk karyawati muda di PLN UID Banten.

Dukungan suami dan anak-anak menjadi energi tambahan bagi Estu. Di sela istirahat, ia menyempatkan membuat kue lebaran sederhana bersama buah hatinya. “Walau tak semeriah di kampung, kebersamaan ini cukup mengobati rindu,” ucapnya, tertawa.

Keberhasilan PLN dalam mengelola arus mudik Lebaran 2025 tak lepas dari kontribusi para pahlawan seperti Estu. Inovasi SPKLU, peningkatan kapasitas gardu listrik, dan layanan 24 jam menjadi bukti transformasi sektor ketenagalistrikan Indonesia. “Kami tak hanya menjual listrik, tapi juga keandalan dan kepercayaan,” pungkas Estu, matahari terik siang itu seolah tak mengurangi semangatnya.

LihatTutupKomentar