PLN dan Masdar Garap PLTS Terapung Jatigede: Langkah Strategis Menuju Energi Bersih 2060SUARAJATIM - Di bawah sinar matahari Abu Dhabi, PT PLN (Persero) dan Masdar, raksasa energi terbarukan asal Uni Emirat Arab, mengukir sejarah baru dalam peta transisi energi Indonesia. Kedua pihak menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada Selasa (8/4), bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto.
![]() |
Proses penandatanganan MoU eksplorasi potensi pengembangan proyek PLTS terapung di Waduk Jatigede dan Principles of Agreement penjajakan potensi perluasan PLTS Terapung Cirata antara Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kiri) dengan CEO Masdar, Mohamed Jameel Al Ramahi (kanan) disaksikan oleh jajaran manajemen PLN, Subholding PLN, dan Masdar pada Selasa, (8/4) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. |
Memanfaatkan Potensi Surya di Atas Air
Waduk Jatigede, yang selama ini dikenal sebagai sumber irigasi dan pengendali banjir, kini diproyeksikan menjadi lokasi strategis penghasil energi bersih. Proyek PLTS Terapung ini akan memanfaatkan permukaan air seluas ratusan hektar untuk menangkap energi matahari yang melimpah di Indonesia. Teknologi ini dinilai ideal untuk negara kepulauan dengan keterbatasan lahan darat, sekaligus mengurangi penguapan air waduk—efek samping positif yang meningkatkan efisiensi sumber daya.Tak hanya di Jatigede, PLN dan Masdar juga menandatangani Principles of Agreement untuk memperluas kapasitas PLTS Terapung Cirata. Sejak diresmikan November 2023, proyek berkapasitas 192 MWp ini telah memasok listrik ramah lingkungan ke 50.000 rumah tangga dan memotong emisi karbon hingga 214.000 ton per tahun. Ekspansi ini akan semakin mengukuhkan Cirata sebagai salah satu PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.
Komitmen Global Lawan Krisis Iklim
Dukungan serupa disampaikan CEO Masdar, Mohamed Jameel Al Ramahi. Ia menyebut Indonesia sebagai pasar potensial untuk pengembangan energi terbarukan, mengingat posisi geografisnya yang strategis dan komitmen pemerintah >mencapai net zero emissions 2060. “Proyek Jatigede dan perluasan Cirata adalah bukti nyata kemitraan jangka panjang kami dengan PLN. Keahlian Masdar dalam teknologi surya terapung akan disinergikan dengan pengetahuan lokal untuk hasil maksimal,” ujar Jameel.
![]() |
Foto tampak udara PLTS Terapung Cirata 192 MWp yang berada di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. PLN tengah melakukan kajian bersama Masdar untuk potensi ekspansi pembangkit ramah lingkungan tersebut. |
PLN mencatat, porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional telah mencapai 13,1% per 2024, dengan target 23% pada 2025. Proyek-proyek seperti Jatigede dan Cirata menjadi pilar penting untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Apalagi, teknologi PLTS terapung memiliki keunggulan efisiensi 10-15% lebih tinggi dibandingkan panel surya darat, berkat efek pendinginan alami dari air.
Menuju Peta Energi Hijau Asia Tenggara
Kerja sama PLN-Masdar ini juga mencerminkan dinamika geopolitik energi global. Uni Emirat Arab, melalui Masdar, sedang memperluas jejaknya di Asia Tenggara sebagai bagian dari strategi diversifikasi ekonomi. Sementara Indonesia, dengan potensi energi surya mencapai 3.295 GW, berpeluang menjadi hub energi bersih regional. Sinergi ini sejalan dengan kesepakatan COP28 yang menekankan akselerasi transisi energi melalui kolaborasi lintas negara.
Darmawan menambahkan, PLN terus menjajaki kerja sama serupa dengan berbagai perusahaan global untuk mengakselerasi pembangunan EBT. “Kami terbuka pada investasi, transfer teknologi, maupun pengembangan SDM. Targetnya, Indonesia tak hanya menjadi konsumen, tapi juga produsen teknologi energi bersih di masa depan,” pungkasnya.
Dengan langkah strategis ini, Indonesia semakin mendekat pada mimpi menjadi contoh transisi energi di negara berkembang. PLTS Terapung Jatigede bukan sekadar megaproyek infrastruktur, melainkan simbol optimisme bahwa kolaborasi global bisa menjadi kunci menuju masa depan rendah karbon.(*)