Semangat Berbagi di Bulan Suci: SMSI Surabaya dan Korporasi Rangkul Anak Yatim & Dhuafa

SUARAJATIM - Di tengah gemerlap kota Surabaya yang bergerak cepat, ada secercah kehangatan yang mengalir dari Aula Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur. Sabtu, 15 Maret 2025, menjadi saksi kebersamaan yang jarang terlihat: puluhan anak yatim piatu dan dhuafa berkumpul, tersenyum lebar, menanti buka puasa bersama dan santunan dari Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Surabaya.

Santunan anak yatim oleh SMSI Surabaya dan korporasi di Aula PWI Jatim, Ramadhan 2025


Acara bertajuk “Semangat Berbagi Kebaikan” ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan festival kasih sayang yang mengukir harapan di bulan Ramadhan 1446 H.

Anak-anak yang hadir berasal dari berbagai yayasan, seperti Yayasan Masjid Al-Karomah di Dukuh Kramat Wiyung dan Mushola Ar-Rahman Pengampon. Mereka duduk rapi di aula yang dihiasi balon warna-warni, sementara aroma kolak pisang dan kurma menggoda dari meja prasmanan.

Iskandar Pribowo, Ketua SMSI Kota Surabaya, menyambut mereka dengan senyum lega. “Ini adalah wujud nyata kepedulian kami. Berbagi kebahagiaan di bulan suci adalah cara kami merajut hubungan dengan masyarakat,” ujarnya, mata berbinar penuh syukur.

Kegiatan ini sudah kedua kalinya digelar, dan kali ini skalanya lebih besar. Dukungan dari puluhan korporasi seperti Bank Jatim, BRI Regional Surabaya, Pelindo III, hingga Grand Inna Tunjungan Hotel menjadi bukti bahwa solidaritas sosial bisa tumbuh subur di tanah urban.

“Sinergi seperti ini memperkuat ekosistem kebajikan. Kami tak hanya memberi materi, tapi juga membangun kepercayaan,” tambah Inyong Maulana, Dewan Penasihat SMSI Surabaya.

Dari Buka Puasa hingga Santunan: Cerita di Balik Senyum Anak Yatim

Salah satu pendamping yayasan panti asuhan, yang enggan disebut namanya, mengaku terharu. “Anak-anak ini jarang merasakan acara seremonial seperti ini. Mereka bukan cuma dapat bingkisan, tapi juga merasakan bahwa masyarakat masih peduli,” katanya sambil memeluk seorang bocah lelaki yang terus memandangi amplop santunan di tangannya.


Usai azan Maghrib berkumandang, suasana semakin hangat. Suara tawa anak-anak bercampur dengan lantunan doa syukur. Santunan diberikan di penghujung acara—setiap anak menerima paket sembako, uang tunai, dan perlengkapan sekolah. “Ini momentum untuk mengingatkan kita semua: kebaikan kecil bisa jadi besar jika dilakukan bersama,” ucap Sokip, Ketua SMSI Jawa Timur, yang hadir memberikan apresiasi.

Bagi SMSI Surabaya, acara ini bukan sekadar pencitraan. “Kami ingin SMSI bukan hanya dikenal sebagai organisasi media, tapi juga sebagai sahabat masyarakat,” tegas Iskandar. Visi ini sejalan dengan harapan para mitra korporasi. Perwakilan Bank Jatim, misalnya, menyebut kegiatan ini sebagai “investasi sosial” yang berdampak jangka panjang.

Tak hanya itu, partisipasi hotel-hotel ternama seperti Surabaya Suites dan Midtown Hotel juga menambah kesan istimewa. Mereka menyediakan hidangan buka puasa lezat, membuat acara terasa lebih meriah. “Ini cara kami mendukung gerakan sosial tanpa kehilangan esensi bisnis,” ujar manajer salah satu hotel.

Sokip berharap kegiatan ini bisa menjadi tradisi tahunan. “Kami ingin membumikan nama SMSI melalui aksi nyata. Bukan hanya di Surabaya, tapi seluruh Jawa Timur,” ungkapnya penuh semangat. Harapan serupa disampaikan para penerima manfaat. Seorang anak yatim dari Yayasan Al-Karomah berbisik lirih, “Aku pengen tahun depan bisa datang lagi, bisa ketemu teman-teman dan dapat hadiah.”

Di tengah gempuran isu ekonomi dan politik, kisah ini seperti oase. SMSI Surabaya dan jejaring korporasinya membuktikan bahwa kolaborasi antarlembaga bisa menciptakan dampak sosial yang masif. Seperti kata Inyong Maulana, “Kebaikan tidak pernah sia-sia. Di bulan Ramadhan, ia berlipat ganda.”

Acara “Semangat Berbagi Kebaikan” mungkin telah usai, tetapi jejaknya tetap hidup di hati anak-anak yatim dan dhuafa Surabaya. Melalui langkah kecil ini, SMSI Kota Surabaya dan korporasi mitra tak hanya menebar rezeki, tetapi juga menanam benih optimisme: bahwa di tengah hiruk-pikuk kota, masih ada ruang untuk kehangatan manusiawi. Semoga sinergi seperti ini terus bergulir, menjadi contoh bagi gerakan sosial lainnya di masa depan.

LihatTutupKomentar