![]() |
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kanan) ketika mengevakuasi salah seorang Lansia bernama Sulistianindya (78) (tengah) dari tempat tinggalnya yang terendam banjir setinggi leher orang dewasa pada Selasa (4/3). |
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, tak hanya memantau jaringan dari balik meja. Dengan mengenakan jaket lapangan dan sepatu boots, ia memimpin tim evakuasi mendayung perahu karet menyusuri jalanan yang telah berubah menjadi aliran sungai. "Keselamatan warga adalah prioritas utama. Listrik bisa diperbaiki, tetapi nyawa tak tergantikan," ujarnya, seraya mengangkat seorang lansia ke dalam perahu.
Jerit Minta Tolong dari Balik Genangan
Lita Nindiasari (40) masih gemetar mengisahkan detik-detik penyelamatan. Air setinggi dada merangsek masuk ke rumahnya sebelum fajar. "Saya panik. Anak-anak menangis, listrik padam. Tiba-tiba ada teriakan dari luar: 'Ada yang perlu dievakuasi?' Ternyata tim PLN," katanya, matanya berkaca-kaca. Bersama tiga anaknya, Lita dievakuasi menggunakan perahu yang dikawal petugas berseragam oranye.![]() |
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri depan), Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto (kanan depan) dan Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bekasi ketika mengevakuasi korban banjir dengan perahu karet di Perumahan Nasional 1 Kayuringin Jaya, Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (4/3). |
Kisah serupa datang dari Murni (54), warga yang terjebak tanpa persediaan makanan selama enam jam. "Saya tidak bisa berenang. Air sudah sampai pinggang ketika Pak Darmawan sendiri yang membopong saya ke perahu," ungkapnya. Di sudut lain, Sulistianindya (78) menggambarkan banjir ini sebagai yang terganas sejak ia tinggal di Kayuringin. "Perahu PLN masuk sampai ke dalam rumah. Saya seperti melihat malaikat penyelamat," ucapnya, tersenyum getir.
Antara Keselamatan Warga dan Keamanan Jaringan Listrik
Bagi PLN, bencana ini adalah ujian ganda: memastikan jaringan tak membahayakan warga sekaligus menjadi ujung tombak pertolongan pertama. Adi Priyanto, Direktur Distribusi PLN, menjelaskan bahwa tim teknis telah mematikan sementara gardu listrik di zona banjir untuk mencegah korsleting. "Kami juga menyiagakan 50 unit genset di posko pengungsian," tambahnya.![]() |
Direktur Utama PLN Prasodjo (kanan) ketika mengevakuasi seorang anak yang rumahnya terkena banjir di Perumahan Nasional 1 Kayuringin Jaya, Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (4/3). |
Tak hanya fisik, bantuan psikologis pun diberikan. Lewat aplikasi PLN Mobile, warga bisa melaporkan gangguan listrik 24 jam, sekaligus mendapatkan informasi posko terdekat. "Kami ingin masyarakat merasa didampingi, bukan sekadar dilayani," tegas Adi.
Sinergi dengan BPBD dan Relawan Lokal
PLN tidak bekerja sendiri. Dalam operasi ini, mereka berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan relawan setempat. Sebanyak 12 perahu karet dikerahkan, didukung tim medis darurat. "Ini contoh bagus bagaimana BUMN dan masyarakat bisa bersinergi saat krisis," puji Joko, koordinator relawan Kayuringin.![]() |
Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto (kedua dari kanan) ketika mengevakuasi salah seorang Lansia dari banjir di Perumahan Nasional 1 Kayuringin Jaya, Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (4/3). |
Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen ini bukan aksi sesaat. "Kami telah menyusun protokol tanggap darurat di 30 titik rawan banjir di Indonesia. Mulai dari pelatihan evakuasi hingga sistem peringatan dini berbasis IoT untuk memantau level air," paparnya.
Pelajaran dari Bencana: Kesiapan yang Tak Bisa Ditawar
Banjir Bekasi kali ini meninggalkan bekas mendalam. Bagi PLN, ini pengingat bahwa perubahan iklim menuntut adaptasi infrastruktur. "Kami akan memperkuat tiang listrik di daerah rawan dengan material antikorosi dan sistem grounding lebih baik," janji Darmawan.
Bagi warga seperti Lita, bencana ini mengajarkan arti solidaritas. "Saya tak menyangka PLN, yang biasanya hanya dikenal urusan listrik, justru jadi yang pertama menyelamatkan kami," katanya.
Di balik genangan yang mulai surut, cerita-cerita heroik ini tetap hidup. Bukan hanya tentang air yang naik, tetapi tentang tangan-tangan yang rela basah demi menyelamatkan sesama. PLN, dalam peran barunya, membuktikan bahwa BUMN tak sekadar mengurusi kabel dan tegangan, tetapi juga menyentuh hati di saat genting.