Pelabuhan Merak Siap Hadapi Gelombang Pemudik Lebaran 2025: Sinergi Kementerian hingga BUMN

Kesiapan Pelabuhan Merak Sambut Arus Mudik Lebaran 2025: Kolaborasi Multisektor untuk Keselamatan Pemudik
SUARAJATIM (25/3) – Pelabuhan Merak, gerbang utama penghubung Pulau Jawa dan Sumatra, bersiap menyambut gelombang pemudik Lebaran 2025. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi bersama Kakorlantas Polri Irjen Pol. Agus Suryonugroho dan Direktur Utama PT Jasa Raharja Rivan A. Purwantono mengamati ritme kesibukan yang mulai terasa. Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian pemantauan arus mudik Idulfitri 2025, sekaligus menegaskan komitmen multisektor dalam menjamin kelancaran perjalanan pulang kampung.
Menteri Perhubungan dan Jajaran Tinjau Kesiapan Pelabuhan Merak Sambut Arus Mudik Lebaran 2025
Menteri Dudy Purwagandhi menekankan dampak positif kebijakan Work From Anywhere (WFA) dalam mengurangi kepadatan arus mudik. “Dengan WFA, pemudik memiliki fleksibilitas mengatur jadwal perjalanan. Ini mencegah penumpukan di hari tertentu,” ujarnya. Data H-8 menunjukkan kenaikan volume kendaraan sebesar 14,7% di H-10 dan melonjak 82% di H-9. Prediksi puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-3, di mana skema one way dan contra flow siap diaktifkan berdasarkan hasil traffic counting.

Strategi ASDP: Distribusi Penumpang Tanpa Kasta di Kapal Feri

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Heru Widodo, memaparkan inovasi tata kelola penyeberangan. Mulai 23 Maret 2025, sistem kelas eksekutif dan reguler dihapus untuk mempermudah distribusi penumpang. “Dengan semua tiket dianggap reguler, antrean di pintu depan kapal bisa diminimalkan. Evaluasi tahun sebelumnya menunjukkan sistem lama justru memicu kemacetan,” jelas Heru.

Pemisahan rute kendaraan juga menjadi fokus. Truk besar (golongan 7-9) dialihkan ke Pelabuhan BBJ Serang, sementara kendaraan roda dua dan truk kecil (golongan 4-6) diarahkan ke Pelabuhan Ciwandan. Langkah ini bertujuan mengurangi tekanan di Pelabuhan Merak yang melayani mobil, bus, dan pejalan kaki.

Operasi Ketupat 2025: Delay System dan Antisipasi Titik Rawan

Kakorlantas Polri Irjen Pol. Agus Suryonugroho mengungkapkan kesiapan delay system berjenjang untuk mengatur arus kendaraan menuju Pelabuhan Merak. “Jika antrean mencapai KM 68, sistem penundaan akan dimulai. Bila masih padat, kami tarik ke KM 43, lalu KM 13,” papar Agus. Skema ini dirancang untuk mencegah kemacetan ekstrem di jalur arteri dan tol.

Operasi Ketupat 2025, yang berlangsung hingga 8 April 2025, memprioritaskan pengamanan di pelabuhan dan jalur penghubung. Agus juga mengingatkan pemudik untuk memanfaatkan waktu tunggu selama delay system sebagai momen istirahat, terutama di titik rawan seperti KM 68 yang rentan memicu kelelahan pengemudi.

PT Jasa Raharja: Keselamatan Jadi Prioritas Utama

Direktur Utama PT Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono, menegaskan pentingnya kesadaran pemudik akan keselamatan. “Manfaatkan jeda selama perjalanan untuk beristirahat. Kelelahan bisa menjadi musibah,” pesannya. PT Jasa Raharja telah menyiagakan tim di titik-titik rawan untuk memberikan bantuan darurat, termasuk pemeriksaan kendaraan gratis dan posko kesehatan.

Dari kebijakan WFA, restrukturisasi pelabuhan, hingga operasi kepolisian terpadu, sinergi antarinstansi menjadi tulang punggung kesiapan arus mudik tahun ini. Menteri Dudy optimistis kolaborasi ini akan menekan angka kecelakaan dan meningkatkan kenyamanan perjalanan. “Ini bukti bahwa gotong royong tetap menjadi solusi terbaik menghadapi tantangan skala nasional,” tutupnya.

Dengan seluruh persiapan yang matang, Pelabuhan Merak siap menjadi saksi perjalanan pulang jutaan orang yang merindukan hangatnya kebersamaan di hari raya. Selamat mudik, selamat berkumpul, dan jadikan keselamatan sebagai sahabat sepanjang jalan.
LihatTutupKomentar