Barati Cup 2025 Segera Bergulir. Libatkan Peserta 7 Negara: Dari Rayo Vallecano Hingga Kashima Antlers

Barati Cup 2025: Merajut Semangat Olahraga dan Kearifan Lokal di Jawa Timur
SUARAJATIM – Surabaya dan Sidoarjo bakal diramaikan gegap gempita Barati Cup International 2025. Kompetisi sepak bola bergengsi untuk pemain muda U-13 hingga U-15 ini tak hanya menghadirkan rivalitas klub elit dunia, tetapi juga menjadi kanvas yang memadukan semangat olahraga dengan keelokan budaya Jawa Timur.

Press Conference Barati Cup 2025
Press Conference Barati Cup 2025 dihadiri oleh Armuji, M.H Wawali Surabaya, Hadi Wawan Guntoro Kepala Dinas Kepemudaan & Olahraga Jatim, Dyan Puspito Rini, S.Sos, MA Sekjen ASPROV PSSI Jatim, Somad Widodo Perwakilan Dinas Kebudayaan. Jatim, Fanny Riawan
Senior Tenaga Ahli LPDUK Kemenpora, Hidayat Syah
Kepala Dinas Budaya, Pemuda Olahraga Pariwisata Surabaya dan Yudhi Irianto Kepala Dinas Pemuda OlahragaSidoarjo

Mulai 15 hingga 20 April 2025, ribuan atlet muda, pelatih, dan penikmat sepak bola akan membanjiri kota-kota di Jawa Timur, membawa energi yang menggetarkan jantung provinsi ini.

Barati Cup 2025 bukan sekadar turnamen. Ini adalah mimpi yang dirajut oleh PT Bangga Merah Putih (Barati) Mendunia dan Pemerintah Kota Surabaya untuk menciptakan ekosistem sepak bola yang mendunia. Sebanyak 112 tim dari 14 provinsi di Indonesia dan 7 negara akan bertarung di lapangan-lapangan legendaris Jawa Timur. Klub sekelas Rayo Vallecano (Spanyol), akademi Argentine Football Association, serta tim dari Jepang seperti Kashima Antlers dan Ventforet Kofu akan beradu strategi dengan klub lokal.

“Ini kesempatan emas bagi talenta muda Indonesia untuk merasakan atmosfer kompetisi internasional,” ujar Krisna W. Marsis, Direktur Barati Mendunia, dalam konferensi pers di Alun-Alun Surabaya. Menurutnya, ajang ini bisa menjadi batu loncatan menuju karier profesional, sekaligus memamerkan potensi Jawa Timur sebagai destinasi olahraga dan budaya.

Turnamen ini akan diselenggarakan di sejumlah stadion ikonik. Pertandingan pembuka dan final digelar di Stadion Gelora 10 November, simbol heroisme Arek-Arek Suroboyo. Sementara lapangan seperti THOR Surabaya, Gelora Joko Samudro Gresik, dan Gelora Delta Sidoarjo akan menjadi saksi pertarungan sengit antartim. Untuk memudahkan akses, panitia menyediakan transportasi gratis dari Alun-Alun Surabaya ke seluruh lokasi pertandingan.

Tak hanya itu, Alun-Alun Surabaya—yang ditetapkan sebagai cagar budaya—akan menjadi episentrum kegiatan melalui BARATI FEST. Festival rakyat ini akan memadukan semangat global sepak bola dengan kekayaan lokal Jawa Timur. Pengunjung bisa menikmati kuliner khas, produk UMKM, hingga pertunjukan budaya seperti Reog Ponorogo dan Ludruk.

Dukungan Pemerintah dan Harapan untuk Pariwisata

Komitmen Pemkot Surabaya tercermin dari masuknya Barati Cup 2025 ke dalam Surabaya Event Calendar 2025. Wali Kota Eri Cahyadi, melalui Wakil Wali Kota Armuji, menyatakan bahwa event ini diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan. “Kami ingin dunia tahu bahwa Surabaya dan Jawa Timur bukan hanya tentang sejarah, tetapi juga tentang masa depan olahraga dan budaya,” tegasnya.

Dukungan juga mengalir dari Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jatim. Somad Widodo, perwakilan dinas, menyebut Barati Cup sebagai momentum untuk mempromosikan destinasi seperti Trowulan, Gunung Bromo, dan Pantai Pasir Putih Situbondo. “Setiap gol yang dicetak di lapangan, kami harap bisa menjadi ‘gol’ untuk kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata,” ujarnya.

Tak hanya pemerintah, ASPROV PSSI Jatim dan Kemenpora turut ambil bagian. Dyan Puspito Rini, Sekjen ASPROV PSSI Jatim, menekankan pentingnya sinergi antarlembaga untuk menciptakan legacy jangka panjang. “Ini bukan hanya tentang lima hari turnamen, tetapi bagaimana kami membangun sistem yang mendukung perkembangan sepak bola muda,” paparnya.

Di sisi lain, Fanny Riawan dari Kemenpora mengapresiasi inisiatif Barati dalam menyediakan platform bagi atlet muda. “Mereka bukan hanya bermain bola, tetapi juga belajar tentang sportivitas, disiplin, dan kebanggaan menjadi bagian dari Indonesia,” tambahnya.

Barati FEST: Olahraga dan Budaya Berpadu

Selama turnamen, Alun-Alun Surabaya akan menjelma menjadi pasar raya kebudayaan. Puluhan stan UMKM akan menjajakan batik Sidoarjo, kerajinan perak Tulungagung, hingga kopi khas Malang. Setiap malam, panggung budaya akan diisi dengan pertunjukan tradisional seperti Tari Remo dan musik campursari kontemporer.

“Kami ingin para atlet internasional pulang dengan cerita tentang kehangatan Jawa Timur,” kata Desty R. Nathalia, Sekjen Barati Mendunia. Menurutnya, kombinasi sepak bola dan budaya ini adalah cara untuk mempromosikan Indonesia sebagai negara yang kaya namun tetap modern.

Menuju Kickoff Kelas Dunia

Dengan segala persiapan yang matang, Barati Cup 2025 siap menorehkan sejarah. Bagi Jawa Timur, ini lebih dari sekadar turnamen—ini adalah pernyataan kepada dunia bahwa olahraga dan budaya bisa bersatu dalam harmoni. Seperti kata Krisna, “Setiap tendangan bola di sini adalah cerita tentang semangat, kebersamaan, dan kebanggaan menjadi bagian dari Nusantara.”

Saat lampu Stadion Gelora 10 November dinyalakan pada 15 April nanti, bukan hanya sorak penonton yang akan menggema. Tapi juga gaung dari jantung Jawa Timur yang berdetak keras, siap menyambut masa depan.

LihatTutupKomentar