PLN Sukses Tingkatkan Keandalan Listrik Nasional dengan Transformasi Digital di 2024

SUARAJATIM - Sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang luas, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga keandalan pasokan listrik hingga ke pelosok. Namun, PT PLN (Persero) membuktikan komitmennya melalui pencapaian signifikan sepanjang 2024. Perusahaan berhasil menurunkan rata-rata durasi gangguan listrik menjadi 18 menit per pelanggan per tahun, sekaligus memangkas frekuensi gangguan dari 4,27 kali menjadi 3,23 kali per pelanggan per tahun. Langkah ini menjadi bukti nyata transformasi PLN dalam menghadirkan listrik sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi.

Digitalisasi: Kunci Optimalkan Layanan Listrik

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa transformasi digital menjadi tulang punggung peningkatan layanan. “Dari pembangkit hingga pelanggan, kami mengintegrasikan teknologi untuk memastikan gangguan terdeteksi cepat dan penanganan lebih efisien,” ujarnya. Sistem digital seperti Virtual Command Center (VCC) dan Yantek Mobile memungkinkan pemantauan jaringan secara real-time, sehingga durasi pemadaman bisa ditekan hingga 5,29%.

Petugas PLN menggunakan teknologi digital untuk memantau jaringan listrik di Indonesia
Ilustrasi petugas PLN telah menyelesaikan perbaikan gangguan dan menjelaskan berbagai fitur pada Aplikasi PLN Mobile kepada pelanggan.

Tak hanya itu, aplikasi PLN Mobile menjadi terobosan yang mengubah pola respons gangguan. “Dulu, keluhan pelanggan kerap tertunda. Kini, dengan satu klik di aplikasi, tim lapangan langsung bergerak,” tambah Darmawan. Integrasi sistem ini mempercepat waktu perbaikan hingga 24,32% dibanding 2023, berdasarkan indeks SAIFI (System Average Interruption Frequency Index).

Dampak Nyata bagi Pelaku Usaha

Keberhasilan PLN ini dirasakan langsung oleh pelaku usaha di berbagai sektor. Tabroni, peternak ayam di Lebak, Banten, mengaku bisnisnya kini lebih stabil berkat pasokan listrik yang andal. “Pompa air, pakan otomatis, hingga pendingin kandang semuanya bergantung pada listrik. Alhamdulillah, gangguan sangat minim di 2024,” ujarnya.

Kisah serupa disampaikan Sardi, pembudidaya udang vaname di Takalar, Sulawesi Selatan. Sebelumnya, ia kerap gagal panen akibat tegangan listrik tidak stabil. “Sejak PLN memperbaiki layanan, kincir air dan penerangan tambak bisa beroperasi optimal. Respons tim juga cepat saat ada gangguan,” tuturnya.

Capaian SAIDI dan SAIFI yang Membanggakan

PLN mencatatkan perbaikan kinerja melalui dua indikator kunci:
  1. SAIDI (System Average Interruption Duration Index): Turun dari 338,13 menit (2023) menjadi 320,24 menit per pelanggan (2024).
  2. SAIFI (System Average Interruption Frequency Index): Frekuensi gangguan berkurang dari 4,27 kali menjadi 3,23 kali per pelanggan.

“Penurunan ini adalah hasil dari perbaikan infrastrukturdan pemanfaatan predictive maintenance berbasis data,” jelas Darmawan. PLN juga memperkuat jaringan di daerah rentan gangguan, seperti wilayah pesisir dan pedalaman, melalui pemasangan smart grid dan automation system.

Komitmen untuk Ekonomi Nasional

Darmawan menekankan bahwa keandalan listrik adalah syarat mutlak pertumbuhan industri dan UMKM. “Listrik adalah urat nadi ekonomi. Kami tidak hanya menjual energi, tetapi juga mendorong produktivitas masyarakat,” tegasnya. Di 2024, PLN fokus pada elektrifikasi daerah tertinggal dan pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan) untuk menjawab kebutuhan masa depan.

Dengan langkah strategis ini, PLN optimistis dapat mempertahankan tren positif dalam mendukung program pemerintah, sekaligus menjadikan listrik sebagai katalisator kesejahteraan masyarakat.
LihatTutupKomentar