SUARAJATIM - Pulau Bawean menjadi saksi kegiatan edukasi lingkungan yang melibatkan turis Australia dari kapal pesiar Coral Geographer. Dalam kerja sama dengan Baweantourism dan komunitas lokal Hijau Daun, acara ini berfokus pada belajar konservasi mangrove sebagai upaya pelestarian ekosistem pesisir sekaligus pemberdayaan masyarakat setempat.
Kegiatan yang berlangsung di pesisir Bawean ini menghadirkan M. Subhan, perwakilan Pokmaswas Hijau Daun, yang berbagi ilmu tentang pentingnya mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Para peserta, termasuk turis Australia dan tim Coral Geographer, mempelajari cara menanam mangrove serta manfaatnya dalam mencegah abrasi dan mendukung habitat satwa liar.
Salah satu perwakilan Coral Geographer mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat komunitas Hijau Daun. "Kami terinspirasi oleh dedikasi masyarakat lokal dalam menjaga alam mereka. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana komunitas bisa menjadi motor pelestarian lingkungan," ungkapnya (5/1). Tim Coral Geographer juga menyampaikan rencana untuk kembali dengan program serupa yang lebih luas di masa depan.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat hubungan antara turis dan komunitas lokal, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Bawean. Hijau Daun telah membuktikan bahwa pariwisata dan konservasi bisa berjalan beriringan. "Kami berharap kegiatan seperti ini menginspirasi lebih banyak orang untuk menjaga alam sembari memanfaatkan potensinya secara bijak," ujar M. Subhan.
Coral Geographer adalah kapal pesiar eksplorasi asal Australia yang dikenal dengan konsep wisata ramah lingkungan. Dirancang untuk menjangkau destinasi terpencil, kapal ini menawarkan pengalaman mewah sekaligus edukasi. Salah satu misinya adalah mengajak wisatawan memahami budaya lokal serta berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan, seperti konservasi mangrove di Bawean.
Melalui inisiatif ini, Bawean menunjukkan potensinya sebagai destinasi wisata yang tidak hanya eksotis tetapi juga berkelanjutan. Dengan kolaborasi seperti ini, diharapkan pariwisata Bawean terus berkembang tanpa mengorbankan lingkungan, menjadikannya teladan bagi destinasi lain di Indonesia.
Turis Australia bersama komunitas Hijau Daun menanam mangrove di pesisir Bawean. |
Kegiatan yang berlangsung di pesisir Bawean ini menghadirkan M. Subhan, perwakilan Pokmaswas Hijau Daun, yang berbagi ilmu tentang pentingnya mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Para peserta, termasuk turis Australia dan tim Coral Geographer, mempelajari cara menanam mangrove serta manfaatnya dalam mencegah abrasi dan mendukung habitat satwa liar.
Salah satu perwakilan Coral Geographer mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat komunitas Hijau Daun. "Kami terinspirasi oleh dedikasi masyarakat lokal dalam menjaga alam mereka. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana komunitas bisa menjadi motor pelestarian lingkungan," ungkapnya (5/1). Tim Coral Geographer juga menyampaikan rencana untuk kembali dengan program serupa yang lebih luas di masa depan.
JAMUAN LOKAL - Komunitas Hijau Daun memimpin edukasi konservasi mangrove di Bawean. |
Coral Geographer adalah kapal pesiar eksplorasi asal Australia yang dikenal dengan konsep wisata ramah lingkungan. Dirancang untuk menjangkau destinasi terpencil, kapal ini menawarkan pengalaman mewah sekaligus edukasi. Salah satu misinya adalah mengajak wisatawan memahami budaya lokal serta berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan, seperti konservasi mangrove di Bawean.
Melalui inisiatif ini, Bawean menunjukkan potensinya sebagai destinasi wisata yang tidak hanya eksotis tetapi juga berkelanjutan. Dengan kolaborasi seperti ini, diharapkan pariwisata Bawean terus berkembang tanpa mengorbankan lingkungan, menjadikannya teladan bagi destinasi lain di Indonesia.