- Tahukah Anda bahwa kebanyakan orang Jepang tak tahu bahwa negaranya pernah menjajah Indonesia. Kok bisa?
Suarajatim.com - Ternyata, soal penjajahan terhadap Indonesia tak dicantumkan dalam buku pelajaran sejarah di sekolah-sekolah Jepang. Mereka hanya menuliskan riwayat melawan tentara sekutu dan Amerika Serikat pada perang dunia 2 yang menyebabkan Kota Hiroshima dan Nagasaki hancur dibom atom.
Padahal di Indonesia, kisah penjajahan Jepang membawa luka mendalam. Meski hanya 3,5 tahun tapi banyak darah terkorbankan. Salah satu yang paling terkenal adalah kerja paksa atau romusha.
Meski rakyatnya jarang yang tahu soal penjajahan Indonesia, pemerintah Jepang justru sudah berkali-kali mengakui dan meminta maaf kepada Indonesia di berbagai forum Internasional sejak tahun 1950 hingga 2010.
Padahal sejatinya, Jepang yang sekarang berbeda dari Jepang yang dulu menjajah Indonesia.
Dulu, yang menjajah Indonesia adalah Dai Nippon yang didirikan oleh suku satsuma di tahun 1868. Sedangkan Jepang yang sekarang adalah Nihon Koku yang resmi didirikan tahun 1952 oleh Douglas MacArthur.
Jepang dulunya mengalami beberapa perang-perang besar. Seperti Nicchuu Sensou (Perang Jepang-China), Nichiro Sensou (Perang Jepang-Rusia), hingga Nikan Sensou (Perang antara Jepang-Korea). Oleh karenanya penjajahan terhadap Indonesia tidak terlalu disoroti di buku pelajaran anak-anak sekolah di sana.
Alasan lain mengapa penjajahan terhadap Indonesia tidak dibahas, karena saat itu nama Indonesia masih Hindia Belanda. Pergantian nama tersebut membuat banyak veteran Jepang tidak mengetahui bahwa Indonesia adalah bekas jajahan negaranya di masa lampau. Bahkan banyak dari mereka kaget ketika diberi tahu bahwa Indonesia adalah Hindia Belanda.
Ada juga yang berpendapat bahwa penjajahan terhadap Indonesia dipandang sebagai aib oleh Jepang. Karena di saat yang bersamaan, Nagasaki dan Hiroshima diledakkan. Kejadian itu menjadi pukulan berat bagi Jepang hingga mereka menyadari bahwa penjajahan adalah kesalahan besar.
Dari sanalah Jepang ngaku kapok melakukan penjajahan dan meminta maaf pada seluruh negara yang pernah dijajahnya, termasuk Indonesia.
Titik balik tersebut dimanfaatkan Jepang untuk melakukan perombakan besar-besaran pada sistem pendidikannya. Berdasarkan penelitian para ilmuan kala itu, kurangnya pendidikan masyarakat Jepang menjadi penyebab terbesar kekalahan mereka dari sekutu.
Maka Jepang segera melakukan reformasi pendidikan setelah insiden bom atom. Fokus utamanya adalah mengubah karakter siswa agar mampu berpikir ilmiah dan rasional supaya tidak lagi mudah disesatkan oleh berbagai pihak.
Di saat bersamaan, proses penyembuhan trauma pasca bom atom terus berjalan. Masyarakat menumpahkan emosinya melalui seni, musik, dan animasi yang kemudian menjadi terkenal di seluruh dunia dengan sebutan anime.
Kini Jepang dan Indonesia berhubungan baik. Sudah 66 tahun lamanya sejak penandatanganan perjanjian perdamaian Jepang-Indonesia. Keduanya terus memperkuat delegasi di bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Indonesia dengan ekonominya yang semakin berkembang, serta Jepang yang tengah mengalami masalah masyarakat menua, akan terus saling membutuhkan dan menjalin kerja sama.