Lima Kerja Sama Strategis di COP 29, PLN Targetkan Penambahan 75 Gigawatt untuk Dukung Transisi Energi di Indonesia

SUARAJATIM – PT PLN (Persero) menunjukkan komitmen kuat dalam transisi energi melalui kerja sama strategis dengan lima mitra internasional pada ajang Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan. Kolaborasi ini meliputi pendanaan, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung pengembangan infrastruktur energi bersih di Indonesia.

PLN menandatangani kerja sama strategis di COP 29 untuk target penambahan kapasitas 75 gigawatt energi terbarukan di Indonesia.

Kerja sama tersebut diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Grant Agreement dengan United Kingdom Export Finance (UKEF), Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW), Sembcorp Utilities Pte Ltd, Transportasi Gas Indonesia (TGI), dan Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP). Kegiatan ini berlangsung dalam acara bertajuk "Leading the Charge: Strategic Partnership to Catalyze Decarbonization".

Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden RI untuk COP 29, menegaskan pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. “Perubahan iklim global memerlukan solusi bersama. Tak ada negara yang mampu menanganinya sendiri. Kolaborasi adalah kunci untuk melangkah maju,” ungkap Hashim.

Ia juga memaparkan strategi Indonesia dalam transisi energi, termasuk rencana penambahan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan sebesar 75 gigawatt (GW) dalam 15 tahun ke depan. Strategi ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% sekaligus mengentaskan kemiskinan melalui transisi energi berkelanjutan.

PLN Jalin Kolaborasi Global
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah nyata PLN dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menjalankan transisi energi. “Kami terus memperluas jaringan kolaborasi hingga tingkat global. Kerja sama ini akan memperkuat kemampuan Indonesia dalam mengelola infrastruktur energi hijau,” ujarnya.

Salah satu kerja sama penting dilakukan dengan UKEF, lembaga pendanaan ekspor pemerintah Inggris, untuk mendukung pembiayaan proyek energi terbarukan di Indonesia. Selain pendanaan, UKEF juga berkomitmen membantu peningkatan kapasitas pegawai PLN dalam pengembangan energi hijau.

PLN juga menjalin kemitraan dengan KfW, development bank asal Jerman, untuk pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pumped Storage dan studi dampak lingkungan serta sosial untuk proyek pembangkit energi bersih. Hibah dari KfW akan digunakan untuk memastikan pelaksanaan proyek yang berkelanjutan.

Tak hanya itu, PLN melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menandatangani Joint Development Framework Agreement (JDFA) dengan TGI dan Sembcorp Utilities Pte Ltd. Kesepakatan ini bertujuan mengembangkan proyek transportasi hidrogen hijau dari Sumatra ke Singapura, yang diharapkan mampu meningkatkan perdagangan energi lintas negara.

Dalam kolaborasi dengan GEAPP, PLN meluncurkan program “Renewable Energy Access for Last Mile,” yang difokuskan pada peningkatan akses energi terbarukan di pulau-pulau terpencil Indonesia.

Komitmen untuk Masa Depan Berkelanjutan
Darmawan menutup dengan optimisme terhadap potensi kolaborasi global dalam menghadapi tantangan transisi energi. “Kami percaya, dengan bersatu dan berkolaborasi, kami bisa menciptakan perubahan besar—bukan hanya untuk mengurangi emisi, tapi juga menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan menyelamatkan bumi,” pungkasnya.

Kerja sama strategis ini diharapkan menjadi langkah penting bagi Indonesia dalam mencapai visi swasembada energi yang bersih dan berkelanjutan.

LihatTutupKomentar