PLN Dukung Swasembada Energi Terbarukan untuk Pertumbuhan Ekonomi di CEO Climate Talks COP-29 Azerbaijan

SUARAJATIM - PT PLN (Persero) menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung visi swasembada energi dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan hingga 75% pada tahun 2040. Strategi ini sejalan dengan target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sebagaimana yang dicetuskan Presiden Prabowo Subianto.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen PLN untuk mendukung target Pemerintah Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8% melalui swasembada energi yang berkelanjutan. Dalam hal ini, PLN telah menyiapkan peta jalan yang konkret serta terus memperluas kolaborasi dengan mitra lokal dan global. Hal ini disampaikannya pada kegiatan Pavilion Indonesia COP29, CEO Climate Talks, Baku, Azerbaijan, Senin (11/11).


Dalam Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan, Utusan Khusus Presiden untuk COP29, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen penuh pada transisi energi untuk mengurangi emisi karbon. Hashim menekankan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, pemerintah berfokus pada strategi transisi energi yang tidak hanya efektif tetapi juga berkelanjutan.

“Transisi energi bukan sekadar mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Kami berkomitmen untuk energi yang bersih, hijau, dan terjangkau, sekaligus mempercepat laju ekonomi 8%,” ungkap Hashim dalam CEO Climate Talks COP29 yang bertajuk "Enhancing Ambition on Renewable Energy" pada Senin (11/11).

Hashim mengungkapkan bahwa Indonesia menargetkan peningkatan kapasitas energi terbarukan sebesar 75 gigawatt (GW) dari sumber hidro, geotermal, bioenergi, surya, dan angin hingga 2040. Target ambisius ini memerlukan investasi hingga USD235 miliar, termasuk pembangunan transmisi hijau sepanjang 70 ribu kilometer yang menghubungkan daerah barat ke timur Indonesia.

“Perubahan iklim memerlukan solusi global. Tidak ada satu negara yang bisa mengatasi masalah ini sendiri. Kolaborasi lintas negara adalah satu-satunya jalan maju,” tambah Hashim, seraya menegaskan pentingnya kerja sama internasional untuk keberhasilan transisi energi.

Di sisi lain, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN siap mendukung target pemerintah dalam mencapai swasembada energi yang berkelanjutan. PLN telah menyiapkan peta jalan rinci serta memperluas kerja sama dengan mitra lokal dan global. Menurutnya, PLN akan menambah kapasitas listrik sebesar 100 GW hingga 2040, dengan mayoritas bersumber dari energi terbarukan.

“Sebanyak 75% dari tambahan kapasitas ini akan berasal dari pembangkit energi terbarukan, yaitu tenaga air 25 GW, surya 27 GW, angin 15 GW, panas bumi 6 GW, dan bioenergi 1 GW,” jelas Darmawan.

Darmawan juga menekankan pentingnya pembangunan Green Enabling Transmission Line sepanjang 70 ribu kilometer untuk memastikan energi terbarukan dapat dialirkan dari daerah terisolir ke pusat kebutuhan listrik. Selain itu, PLN merancang pengembangan smart grid yang mampu mengatasi intermitensi pada pembangkit energi terbarukan, sehingga energi yang dihasilkan dapat masuk ke sistem PLN dengan stabil.

“Kami perlu membangun smart grid, smart transmission, dan smart control center agar bisa menambah pembangkit angin dan surya hingga 42 GW, sehingga pasokan dan permintaan listrik tetap seimbang,” tambah Darmawan.

PLN menyadari bahwa berbagai inisiatif ini membutuhkan investasi besar. Oleh karena itu, PLN terus menggalang kolaborasi dengan investor lokal, regional, dan internasional untuk menyukseskan transisi energi dan mencapai swasembada energi yang berkelanjutan di Indonesia.

“Kolaborasi adalah kunci utama. Kerja sama dengan investor domestik, regional, dan internasional akan menjadi kekuatan untuk mencapai target besar ini,” tutup Darmawan.

LihatTutupKomentar