SUARAJATIM - PT PLN (Persero) semakin memperkuat komitmennya dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon melalui pengembangan energi bersih, khususnya biomassa. Langkah ini dinilai penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Eddy Soeparno memaparkan terkait peluang Indonesia sebagai pusat produksi bahan bakar nabati dunia pada sesi diskusi kegiatan METI Greentalk pada Senin (30/9). |
Anggota DPR RI, Eddy Soeparno, menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan energi yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 7-8%. Salah satu solusi yang didorong adalah pengembangan biomassa sebagai bagian dari ekosistem energi nasional yang ramah lingkungan.
“Biomassa merupakan potensi besar yang bisa dimanfaatkan dari hutan tanaman energi (HTE) maupun bahan bakar nabati (BBN). Kami di DPR telah merumuskan kebijakan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah terkait Kebijakan Energi Nasional yang salah satunya mendukung peningkatan pemanfaatan BBN," jelas Eddy dalam acara METI Green Talk, Senin (30/9).
Eddy menambahkan bahwa pemanfaatan biomassa harus dilakukan secara berimbang, memperhatikan ketahanan energi dan pangan, serta menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan. “Ekonomi sirkular harus menjadi fokus kita, dengan dukungan semua pemangku kepentingan, termasuk METI,” tegasnya.
Sejalan dengan itu, Trois Dilisusendi, Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi di Kementerian ESDM, menegaskan dukungan pemerintah terhadap inisiatif PLN-METI dalam meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Trois menyebutkan bahwa potensi biomassa untuk sektor kelistrikan sangat besar, mencapai 57 gigawatt (GW).
“Bioenergi bisa menggantikan energi fosil secara menyeluruh. Ini bisa diaplikasikan pada kelistrikan, pembangkit bioenergi, bahkan transportasi,” tambah Trois.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN telah memanfaatkan biomassa melalui program co-firing di 46 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hingga triwulan ketiga 2024, PLN telah memanfaatkan 3 juta ton biomassa, berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 3,2 juta ton CO2e, serta memberikan manfaat ekonomi hingga Rp2 triliun per tahun bagi masyarakat.
“Kami berkolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah untuk memanfaatkan lahan kritis sebagai penyuplai biomassa. Pada tahun 2025, pemanfaatan biomassa ini akan meningkat menjadi 10 juta ton untuk memenuhi kebutuhan di 52 PLTU milik PLN,” jelas Darmawan.
Ketua Umum METI, Wiluyo Kusdwiharto, menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BUMN dan swasta, dalam pengembangan biomassa. Wiluyo mengajak semua pemangku kepentingan untuk bersama-sama memanfaatkan potensi besar biomassa di Indonesia. "Biomassa merupakan kekuatan besar untuk ketahanan energi kita, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya,” tutupnya.
Upaya pengembangan biomassa ini menunjukkan langkah nyata PLN dan METI dalam mendukung transisi energi bersih, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi sirkular berbasis energi terbarukan.