SUARAJATIM - Sebagai bagian dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di sektor hulu minyak dan gas, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) terus menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan.
Penanaman mangrove oleh HCML di Pasir Kadilangu, Yogyakarta, sebagai bagian dari program rehabilitasi lingkungan 2024. |
Salah satu inisiatif unggulannya adalah berpartisipasi dalam program rehabilitasi lingkungan dengan menanam ribuan pohon di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, bekerja sama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Sejak awal 2024 hingga Agustus, SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara bersama KKKS telah menanam sebanyak 83.168 pohon. Penanaman ini menjadi bagian dari langkah berkelanjutan yang telah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Pada 2022, tercatat 177.193 pohon berhasil ditanam, diikuti dengan 168.759 pohon di tahun 2023.
Pada September 2024, SKK Migas dan KKKS juga melakukan penanaman 2.222 pohon mangrove di Pasir Kadilangu, Kulonprogo, Yogyakarta. Penanaman mangrove tersebut tidak hanya bertujuan meningkatkan potensi ekowisata, namun juga sebagai upaya mengurangi dampak bencana alam, seperti tsunami dan banjir rob.
Hamim Tohari, Manager Regional Office & Relations HCML, menyatakan bahwa HCML terlibat aktif dalam berbagai program lingkungan yang diinisiasi oleh SKK Migas Jabanusa dan KKKS.
"Penanaman mangrove telah kami lakukan sejak 2020 di Desa Semare, Pasuruan, dengan total 16.500 tanaman," jelas Tohari.
Keterlibatan HCML dalam pelestarian lingkungan tidak berhenti di situ. Pada 2021, mereka menanam 17.500 mangrove di Pulau Mandangin dan Desa Semare, serta mentransplantasi terumbu karang di sekitar perairan Pulau Mandangin.
Di tahun 2023, mereka kembali menanam 10.000 mangrove di Pantai Kundang Wetan, Sumenep, Jawa Timur, dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Selain itu, pada Festival Pesisir 2 di Desa Bancamara, Pulau Giliyang, Sumenep, HCML bekerja sama dengan SKK Migas dan Pemkab Sumenep untuk menanam 3.000 pohon, yang terdiri dari 1.500 pohon cemara dan 1.500 pohon nangka, pada Desember 2023.
Melihat ke depan, HCML berencana melanjutkan program biodiversitas hingga tahun 2025. Program ini mencakup penanaman mangrove, transplantasi terumbu karang, serta penguatan kelembagaan masyarakat setempat.
"Kami yakin bahwa tanggung jawab terhadap alam harus menjadi bagian dari setiap kegiatan industri, termasuk migas. Melalui program ini, kami berupaya merawat bumi dengan sebaik-baiknya," tutup Tohari.