PLN Raih Penghargaan Best Impact in Environment atas Upaya Kurangi Emisi Karbon

PLN Raih Penghargaan Lingkungan Terbaik, Komitmen Kurangi Emisi Karbon

PLN menerima penghargaan Best Impact in Environment
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi dan mendukung penuh langkah PLN dalam penggunaan energi bersih di sektor pariwisata untuk mendorong green tourism


Suarajatim.com - PT PLN (Persero) menerima penghargaan Mata Lokal Award kategori Best Impact in Environment of The Year atas dedikasinya dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia. Acara penghargaan berlangsung di Jakarta pada 17 Mei.

Upaya signifikan yang dilakukan oleh PLN meliputi dekarbonisasi sektor kelistrikan dan transportasi dengan mengganti PLTU dengan pembangkit EBT dan gas, co-firing biomassa pada PLTU, implementasi perdagangan karbon, dedieselisasi, pengembangan pembangkit EBT, dan dukungan infrastruktur kendaraan listrik.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, yang hadir dalam acara tersebut menyatakan dukungannya terhadap langkah PLN dalam transisi energi.

Inisiatif PLN mengurangi emisi karbon

"Pemerintah mengapresiasi dan mendukung penuh langkah heroik PLN dalam menjalankan transisi energi, khususnya dalam peningkatan pemanfaatan EBT dan mendukung peralihan dari energi fosil. Langkah ini penting mengingat Indonesia juga tengah fokus pada pengembangan green tourism atau destinasi wisata berkelanjutan," ujar Sandiaga.

Sandiaga menambahkan bahwa green tourism adalah masa depan pariwisata Indonesia. "Kita berharap PLN bisa mendukung. Kita berharap bahwa pariwisata kita semakin berkualitas dan berkelanjutan, membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang luas termasuk green jobs," katanya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah hasil dari kerja keras seluruh tim PLN dalam mengurangi emisi karbon di sektor kelistrikan.

Upaya PLN dalam transisi energi bersih

PLN telah melakukan berbagai inisiatif dekarbonisasi, seperti membatalkan penambahan kapasitas PLTU sebesar 13,3 Gigawatt (GW), membatalkan Power Purchase Agreement (PPA) PLTU sebesar 1,4 GW, mengganti 1,1 GW PLTU dengan pembangkit berbasis EBT, mengganti 800 Megawatt (MW) PLTU dengan pembangkit gas, menerapkan co-firing biomassa pada 43 PLTU, program dedieselisasi dengan total kapasitas mencapai 1 GW, dan pengembangan 21 GW pembangkit EBT. Upaya ini berhasil mengurangi dan menghindari emisi karbon hingga 3,7 miliar ton CO2.

”Sebagai motor penggerak ekonomi bangsa, keberadaan PLN amatlah penting dalam menjamin ketersediaan energi listrik bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Transisi dari energi fosil ke energi bersih merupakan peluang bagi kita untuk membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, salah satunya pada green tourism yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, mengentaskan kemiskinan, dan pada saat yang sama juga menjaga kelestarian lingkungan," jelas Darmawan.

Darmawan juga menekankan dukungan PLN terhadap pengembangan green tourism pemerintah. PLN bekerja sama dengan PT Taman Wisata Candi (TWC) untuk menyediakan energi bersih di destinasi wisata seperti Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Dukungan PLN terhadap green tourism


“Penggunaan energi hijau kini menjadi kebutuhan yang perlu terus ditingkatkan. Kami mendukung penuh green tourism, karena sejalan dengan visi kami dalam agenda transisi energi guna mencapai Net Zero Emissions di tahun 2060 atau lebih cepat,” lanjut Darmawan.

Selain itu, PLN juga aktif dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Hingga saat ini, PLN telah mendirikan 1.380 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), 9.886 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Listrik Umum (SPBKLU) di seluruh Indonesia.

”Berbagai upaya heroik ini kami lakukan karena PLN betul-betul peduli terhadap masa depan bumi dan generasi mendatang. Transisi energi ini juga penting agar kita bisa mencapai kemandirian energi nasional tanpa bergantung pada energi fosil yang mahal dan kotor,” tutup Darmawan.(*)

 

Baca utas PLN dari Google News

LihatTutupKomentar