PLN dan Pemerintah Ajak Dunia Berkolaborasi Danai Transisi Energi di Indonesia

PLN
Dalam kesempatannya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menekankan bahwa Global Blended Finance Alliance (GBFA) menjadi dasar bagi perubahan transformatif dan pengetahuan masa depan untuk mempercepat penciptaan nilai dan investasi di sektor-sektor ekonomi utama, salah satunya melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).


Suarajatim.com – Dalam agenda Tri Hita Karana - World Economic Forum di Bali, PT PLN (Persero) dan Pemerintah Indonesia mengajak komunitas global untuk berkolaborasi dalam upaya transisi energi, khususnya di bidang pendanaan.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan pentingnya Global Blended Finance Alliance (GBFA) sebagai landasan transformasi dan pengetahuan masa depan untuk mempercepat penciptaan nilai dan investasi di sektor-sektor ekonomi utama, salah satunya melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).

“Indonesia menjadi sorotan dunia, dan kita harus menjadi contoh transisi energi berkeadilan yang menyeimbangkan pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan,” kata Menko Luhut.

Menurutnya, kolaborasi diperlukan untuk mengatasi tantangan global transisi energi.

“Inisiatif seperti JETP membutuhkan dukungan kuat dari berbagai pihak, tidak hanya dalam aspek teknis, tapi juga relasional, sehingga kita dapat belajar bersama dalam memecahkan tantangan,” tambah Menko Luhut.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menyebutkan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam transisi energi adalah dukungan pendanaan.

“Untuk mendapatkan dukungan finansial yang memadai, beberapa inisiatif seperti JETP, AZEC, dan IPEF sedang berjalan. Kita memerlukan dukungan finansial lebih lanjut untuk mempercepat pencapaian NZE,” jelas Arifin.

Arifin menambahkan, pemerintah memprioritaskan daya beli dan kesejahteraan masyarakat dalam transisi energi.

“Kita memastikan program transisi energi bersih memberi dampak positif bagi masyarakat. Kerja sama antara negara maju dan berkembang harus diperkuat untuk saling mengisi kesenjangan, sehingga tidak ada yang tertinggal,” kata Arifin.

Dalam Deepdive Session, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa fokus PLN saat ini tidak hanya pada penyediaan listrik, tetapi juga pada kelestarian lingkungan.

“Melalui transisi energi, kita harus memastikan generasi mendatang memiliki masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, kita tidak bisa terfragmentasi, kita harus bersatu dan berkolaborasi. Kolaborasi dalam teknologi, inovasi, dan pendanaan,” jelas Darmawan.

Darmawan menegaskan bahwa PLN tengah menyiapkan rencana ketenagalistrikan nasional yang lebih hijau.

“Roadmap ini akan meningkatkan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 75% dan Gas sebesar 25% pada tahun 2040. Upaya ini menjadi peluang bagi berbagai pihak untuk berkolaborasi, salah satunya melalui blended finance, instrumen pendanaan yang menggabungkan pembiayaan publik dan swasta dengan biaya modal yang lebih rendah,” jelas Darmawan.

“PLN sangat terbuka dengan pendanaan blended finance, mengingat kolaborasi pendanaan seperti ini sangat dibutuhkan selama masa transisi menuju Net Zero Emissions. Skema blended finance perlu terus didorong agar jenis pendanaan ini dapat lebih berkembang dan menjadi pendorong terhadap akselerasi transisi energi,” pungkas Darmawan.(*)

 

 Baca utas PLN dari Google News

LihatTutupKomentar