- Tingginya animo masyarakat pada sepeda dan motor listrik membuat Agen Pemegang Merek (APM) berbondong-bondong datang ke Indonesia menawarkan produk-produk terbaiknya. Apa saja yang mereka janjikan?
Alhasil, bak jamur di musim hujan, merek-merek sepeda dan motor listrik pun bermunculan. Sebut saja Uwinfly, Viar, Selis, United, Fiido, Xiaomi, Exotic, Jarvis, Poligon, Pacific, dan masih banyak lagi. Mereka berloma-lomba memberi penawaran harga dan pelayanan aftersales terbaik.
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi menjelaskan bahwa pada 2019 lalu, jumlah APM motor listrik di Tanah Air hanya sembilan. Namun, pada 2023 mencapai 52 APM dan melahirkan lebih dari 150 model motor listrik.
Martin Santoso, Direktur Jarvis Lintas Mandiri, produsen sepeda dan motor listrik merek Jarvis, mengaku optimis angka penjualan kendaraan listrik akan sangat baik beberapa waktu ke depan.
“Di Jawa Timur sendiri peminat sepeda listrik ini sangat tinggi. Meningkat sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya. Sehingga kami pun memberanikan diri untuk membuka showroom di Surabaya dengan target penjualan sampai 1.000 unit per tahun,” ungkap Martin.
Banyak faktor yang membuat motor atau sepeda listrik jadi pilihan. Di antaranya lebih efisien, suaranya lebih halus, akselerasinya spontan, serta cara perawatannya yang mudah.
Hal ini disampaikan oleh Robby Christanto, Direktur CV Sumber Gemilang Jaya yang bekerja sama dengan PT Roda Pasifik Mandiri dalam memasarkan produk-produk Pacific Bike.
"Berbeda dengan motor konvensional, menggunakan motor listrik untuk mobilitas sehari-hari, jauh lebih hemat biaya. Dalam arti tidak perlu ganti oli, tidak perlu beli bensin, tidak ada biaya perawatan penggantian sparepart yang mahal, dan masih banyak lagi kelebihannya," papar Robby saat ditemui di acara pembukaan Showroom Pacific Bike di Jalan Dharmawangsa 57 Surabaya pada Minggu (28/4).
Sadar persaingan begitu ketat, Pacific melakukan jurus-jurus pemasaran yang memudahkan masyarakat memiliki produk-produknya.
"Strategi Pacific yang paling utama adalah membanjiri pasar. Kami sudah berhasil menjual banyak unit. Di perumahan, di desa-desa, banyak yang pakai produk kami karena harganya terjangkau. Apalagi kami menawarkan skema pembayaran DP 0 rupiah dan ciciclan ringan," papar Robby.
Pacific Bike merupakan merek China namun sudah memiliki kandungan lokal 70 persen sehingga produk-produk motor listriknya mendapat subisidi pemerintah sebesar Rp7.000.000.
"Motor listrik kita sudah bisa masuk subsidi karena sudah memenuhi syarat pemerintah di mana TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) kurang lebih 70 persen. Sisa 30 persennya kami import dari China karena tidak semua pabrik bisa menghasilkan chip atau baterai dan sebagainya," kata Robby.
Komponen terpenting dalam sebuah motor listrik adalah baterainya. Hal ini juga kerap menjadi kekhawatiran masyarakat. Mengingat Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi, bahkan beberapa wilayah kerap tergenang banjir.
"Ya memang, banyak konsumen yang khawatir terkait daya tahan sepeda listrik di banjir. Tenang saja, selama banjir itu tidak lebih tinggi dari posisi aki, artinya aki tidak terendam, maka masih aman. Tidak ada namanya konslet. Namun kalau sampai terendam, kami sarankan jangan dinyalakan, sehingga tidak terjadi konslet," papar Robby.
Para produsen sepeda dan motor listrik ini pun mulai memperkuat layanan aftersales mereka. Tak hanya baterai, spare part lain juga diperhatikan ketersediaannya. Begitu pula dengan layanan customer service untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Pacific Bike, misalnya, yang menjamin ketersediaan sparepart melimpah dan layanan customer service online siaga 24 jam. Ia juga terus membuka dealer-dealer baru di seluruh Indonesia dengan fasilitas yang semakin lengkap.
"Setiap produk dari Pacific dan Exotic masing-masing mempunyai garansi. Selain itu, konsumen bisa 3 bulan sekali ke dealer untuk mengecek avometer-nya apakah ada putus arus atau lemah kelistrikannya. Jadi ini pelayanan di luar garansi ya, supaya konsumen lebih tenang karena motor listriknya bebas kendala," papar Robby.
Masa depan motor listrik di Indonesia nampak cerah. Teknologi akan berkembang dengan pesat sehingga harganya akan makin terjangkau, jarak tempuh lebih jauh, kualitas baterai makin mumpuni, serta pengisian dayanya akan kian mudah dan cepat.
Kini, berbagai sektor telah memanfaatkan kendaraan listrik. Transportasi umum, pengiriman barang, industri, dan pertanian, hingga kendaraan operasional kantor, perlahan-lahan mulai beralih ke energi bersih.
Semoga tren pembelian sepeda dan motor listrik di Indonesia tidak menyuburkan kantong APM China dan negara lainnya belaka, tetapi dapat mendorong masyarakat kita menjadi produsen utama dalam industri otomotif listrik dunia.