PLTU Paiton Siap Pasok Listrik Aman dan Ramah Lingkungan untuk Idul Fitri

PLN Pastikan Listrik Aman Jelang Idul Fitri, Dirut PLN Sidak PLTU Paiton

Beban Puncak
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tengah) didampingi Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lumakso (tiga dari kanan), Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah (tiga dari kiri), dan petugas PLN Nusantara Power saat melakukan inspeksi di PLTU Paiton, Jumat (5/4).

Suarajatim.com – Menjelang libur Idul Fitri 1445 Hijriah, PT PLN (Persero) terus mengupayakan keandalan pasokan listrik. Dalam rangka memastikan kelancaran pasokan energi, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, melakukan inspeksi langsung ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton yang berlokasi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Kamis malam (5/4).


Darmawan menyatakan komitmen PLN dalam menjaga ketersediaan listrik yang aman dan dapat diandalkan. Tujuannya adalah untuk memastikan kenyamanan masyarakat dalam merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah. Kehadirannya di PLTU Paiton bertujuan untuk memastikan bahwa pasokan listrik dan energi primer dari pembangkit tersebut berada dalam kondisi yang aman.


"Saya ingin memeriksa secara langsung operasional PLTU Paiton yang merupakan salah satu penopang listrik utama di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Setelah melakukan pemeriksaan, kami bersyukur karena pembangkit beroperasi dalam kondisi yang prima dan siap untuk memasok listrik secara optimal kepada masyarakat," ujar Darmawan.


PLTU Paiton memiliki total kompleksitas sebesar 4,7 Giga Watt (GW) dan berkontribusi dalam menyuplai sekitar 60% kebutuhan listrik di Jawa Timur. Selain itu, untuk sistem kelistrikan Jamali, pembangkit ini menyuplai sekitar 17% dari total kebutuhan listrik. Diperkirakan bahwa beban puncak pada sistem Jamali selama momen Idul Fitri akan mencapai 21 ribu megawatt (MW), dengan Daya Mampu Pasok (DMP) mencapai 35 ribu MW.


"Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu destinasi utama bagi pemudik selama Idul Fitri. Oleh karena itu, keandalan PLTU Paiton dalam menyuplai listrik menjadi sangat penting," ungkap Darmawan.


PLTU Paiton terdiri dari 8 unit pembangkit, di mana 3 unit dengan kapasitas 1.460 MW dikelola oleh subholding PLN Nusantara Power, sementara sisanya dikelola oleh Independent Power Producer (IPP). PLN Nusantara Power juga telah menyiagakan lebih dari 500 petugas selama 24 jam di pembangkit yang mereka kelola.


Darmawan menjelaskan bahwa meskipun beberapa unit PLTU Paiton sudah beroperasi cukup lama, namun semua unitnya masih mampu beroperasi secara optimal. Hal ini berkat adanya digitalisasi yang telah dilakukan oleh PLN.


"Pada pembangkit listrik, kami telah menginstal lebih dari 5.000 sensor parameter operasional. Sebelumnya, kami tidak dapat memonitor sensor tersebut secara real-time dan memanfaatkan data tersebut untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional," jelas Darmawan.


Dengan adanya digitalisasi ini, pemeliharaan pembangkit telah dilakukan secara efektif sebelum memasuki periode siaga Idul Fitri.


"Pemeliharaan dilakukan secara preventif, bukan reaktif setelah terjadinya gangguan. Sistem ini dapat diakses tidak hanya oleh petugas lapangan, tetapi juga oleh Direksi PLN Nusantara Power, Direktur Pembangkitan PLN, bahkan Direktur Utama PLN dapat memonitor secara real-time," tambah Darmawan.


Dari segi pasokan energi primer, Darmawan memastikan keamanan pasokan batubara untuk PLTU Paiton dengan ketersediaan rata-rata di atas 20 Hari Operasi (HOP).


Selain itu, PLTU Paiton terus menjaga emisi gas buangnya tetap berada di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Pemerintah. Ini membuat PLTU Paiton meraih Proper Emas, penghargaan tertinggi dalam bidang lingkungan hidup, sejak tahun 2017, menjadikannya Proper Emas pertama yang diraih oleh PLN Grup.


PLTU Paiton juga menjadi pelopor dalam program cofiring dengan menggantikan sebagian batubara dengan sawdust (serbuk kayu) sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Ketersediaan sawdust pun sangat aman dan siap memenuhi kebutuhan selama momen Idul Fitri.(*)


Ikuti berita PLN dari Google News

LihatTutupKomentar