Surabaya, Suarajatim.com - Ratusan ojek online (ojol) menggelar aksi solidaritas bertajuk "Save Motor Ojol", Jumat (15/3/2024).
Berita sebelumnya:Mereka menggeruduk Apartemen Puncak Kertajaya, sebagai bentuk protes dan keprihatinan atas hilangnya 2 motor sesama rekan seprofesinya dalam satu bulan terakhir di lokasi tersebut.
Meski berjalan damai dan kondusif, namun aksi yang dimotori oleh Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur ini berakhir buntu alias deadlock.
Solusi yang ditawarkan oleh PDOI Jatim tidak langsung dipenuhi oleh perwakilan manajemen Apartemen Puncak Kertajaya, melainkan harus dibawa dulu ke kantor pusat untuk dirapatkan.
Saat mediasi, perwakilan manajemen yang menemui perwakilan dari PDOI Jatim meminta waktu maksimal 3 hari kerja atau paling lambat Rabu (20/3/2024) untuk memberikan jawaban.
Daniel Lukas Rorong, Humas PDOI Jatim membeberkan, proses mediasi sendiri berjalan alot dan sempat memanas.
"Karena yang menemui kami saat mediasi ternyata bukan Decision Maker atau pengambil keputusan saat itu juga. Mereka harus menyampaikan lagi tuntutan kami pada pusat," kata Daniel saat ditemui rekan-rekan media, seusai aksi
Padahal, Daniel berharap, kedua tuntutan aksi yang disampaikan akan dipenuhi semua.
Yang pertama, 10 menit free saat parkir bagi ojol saat mengantarkan makanan dan barang di Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya. Termasuk buat taksi online yang drop penumpang.
Lalu yang kedua, sediakan slot parkir gratis khusus ojek online saat mendapatkan orderan pesanan makanan dan barang dengan jaminan keamanan atau mendapatkan pengawalan dari pihak security Apartemen Puncak Kertajaya. Dengan syarat, menunjukkan bukti orderan di akun yang dimiliki.
"Tuntutan kami sebenarnya simple sekali. Karena sudah banyak apartemen di Surabaya menerapkan kebijakan seperti tuntutan yang kami sampaikan dalam aksi ini," ungkap Daniel.
Menyikapi hasil mediasi yang berakhir deadlock dan harus menunggu dirapatkan oleh pihak pusat, Herry Wahyu Nugroho selaku Ketua PDOI Jatim menyatakan sikap tegasnya.
Dirinya menyerukan aksi boikot untuk semua orderan di Apartemen Puncak Kertajaya. Baik itu pengambilan penumpang, maupun pengantaran makanan serta barang.
"Bagaimana, teman-teman semuanya? Kita sepakat untuk memboikot semua orderan di apartemen ini sampai nanti tuntutan kita dipenuhi?" teriaknya di depan para peserta aksi.
Seruan ini langsung dijawab, "Setuju! Kita boikot!" jawab mereka, kompak.
Diakui Herry, kejadian hilangnya dua motor ojol dalam sebulan terakhir memang diluar area apartemen, tepatnya saat mereka parkir di depan area pintu masuk dan pintu keluar.
"Sudah dikunci setir. Lalu rekan ojol tersebut mengantarkan makanan ke dalam ada penghuni apartemen. Ndelalah (tanpa disangka), saat balik, motornya sudah raib. Ketika ditanyakan ke pihak security dan petugas parkir apartemen, mereka berdalih tidak bertanggungjawab, karena kejadiannya di luar area apartemen," papar Herry.
Herry juga mengungkapkan alasan, kenapa ojol tidak masuk ke dalam area? Karena ada pihak customer yang keberatan saat dimintai uang parkir sebesar 3 ribu.
"Memang terlihat konyol, tapi itulah kenyataan di lapangan. Sedangkan dari pihak ojol sendiri, mereka hanya dapat biaya layanan sebesar Rp. 6400-7200 untuk pengantaran makanan. Bahkan ada juga yang hanya menerima 5 ribu saja. Kalau dipotong lagi biaya parkir, rekan ojol hanya dapat berapa?" ungkap Herry.
Selain itu, lanjut Herry,, PDOI Jatim juga akan mencoba koordinasi dengan pihak aplikator agar masalah ini juga diperhatikan.
"Karena ini menyangkut keamanan dan kenyamanan driver online, baik itu ojol maupun taksi online, yang menjadi mitra aplikator," harap pria yang akrab dipanggil Herry Bimantara ini.
Sementara itu, Kompol I Made Patera Negara Kapolsek Sukolilo yang langsung terjun mengawal proses mediasi mengapresiasi para driver ojol yang melakukan aksinya dengan damai tanpa tindakan anarkis, walaupun tuntutannya belum dipenuhi dan masih menunggu waktu lagi untuk dirapatkan oleh pihak manajemen Apartemen Puncak Kertajaya.
"Perihal aksi boikot, itu terserah hak dari rekan-rekan ojol dan taksi online. Namun saya menghimbau, untuk sementara waktu sampai tuntutannya dipenuhi, mohon agar meningkatkan kewaspadaan dan bisa menjaga motor dan mobilnya masing-masing saat menjalankan pekerjaannya," pesannya.
Aksi Solidaritas "Save Motor Ojol" yang dipelopori oleh "Perhimpunan Driver Online Indonesia" (PDOI) Jawa Timur, di Apartemen Puncak Kertajaya, Jumat (15/3/2024) berakhir deadlock.(*)
Update selanjutnya: