- USTDA memberikan hibah Rp 31 miliar kepada PLN guna studi kelayakan interkoneksi energi hijau lintas batas Indonesia-Malaysia. Langkah ini dinilai dapat menyatukan kekuatan negara-negara ASEAN menuju mimpi besar ASEAN Power Grid.
Jakarta, Suarajatim.com - The United States Trade and Development Agency (USTDA) atau Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat memberikan hibah sekitar US$2 juta atau Rp31 miliar kepada PT PLN (Persero) berupa studi kelayakan interkoneksi energi hijau lintas batas Indonesia-Malaysia.
Hal tersebut tertuang dalam Grant Agreement yang ditandatangani kedua belah pihak pada Rabu (6/3).
Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, kolaborasi ini sangat penting untuk mengakselerasi transisi energi di Indonesia sekaligus memperkuat interkoneksi yang saling terhubung antarnegara ASEAN.
"Interkoneksi Sumatera-Semenanjung Malaysia dan Kalimantan-Sabah dianggap sebagai salah satu interkoneksi prioritas, mengingat dampaknya terhadap ketahanan energi regional dan percepatan upaya transisi energi," jelas Darmawan.
Melalui kolaborasi ini, kekuatan ASEAN yang sebelumnya terpecah-pecah, kini menjadi satu kesatuan membentuk energi baru yang lebih besar dan menguntungkan bagi semua pihak.
"Mimpi besar ASEAN Power Grid adalah bagaimana infrastruktur ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara di Asia Tenggara, meningkatkan ketahanan energi, dan di saat yang sama juga mendukung transisi ke energi yang lebih bersih. Mimpi ini hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi," imbuh Darmawan.
Darmawan mengakui bahwa proyek interkoneksi ini bukanlah hal yang mudah, karena banyak tantangan yang harus dihadapi termasuk soal perbedaan kebijakan dari masing-masing negara, teknis, dan komersial. Menurut Darmawan, semua tantangan dapat diatasi hanya jika seluruh pihak mau bersatu.
Direktur USTDA Enoh T. Ebong berharap kolaborasi USTDA-PLN ini dapat membentuk fondasi interkoneksi yang membantu negara-negara di Asia Tenggara dalam berbagi listrik antarnegara dan menyeimbangkan antara pasokan dengan demand lokal.
Enoh melihat, infrastruktur listrik ini juga akan memfasilitasi pembagian sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT) yang berperan penting dalam meningkatkan ketahanan energi masing-masing negara dan mendorong pertumbuhan.
"Kami hadir hari ini karena Indonesia dan Malaysia memiliki perekonomian yang dinamis dan berkembang pesat. Mungkin tidak ada investasi yang lebih penting dalam hal ini selain energi yang dapat diandalkan dan bersih. USTDA sangat senang dapat kembali bermitra dengan PLN," ungkap Enoh.
Menurut dia, kemitraan dengan PLN memberikan peluang besar untuk memperluas pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia dan Malaysia. Terutama untuk menghubungkan ekosistem energi di Asia Tenggara dengan industri Amerika Serikat.
"Pengembangan infrastruktur listrik antarnegara ini akan mendukung ambisi energi terbarukan dan memajukan ekonomi Indonesia dan Malaysia serta membawa manfaat bagi negara-negara anggota ASEAN,” tambah Enoh.
Duta Besar AS untuk ASEAN Yohannes Abraham mengapresiasi penandatanganan kerja sama pengembangan infrastruktur energi antara USTDA dan PLN tersebut. Menurutnya, pengembangan infrastruktur energi ini dapat meningkatkan ketahanan energi dan memajukan transisi energi di ASEAN.
"Perjanjian antara USTDA dan PLN hari ini akan membantu mengembangkan interkoneksi tenaga listrik yang diperlukan untuk memperluas perdagangan listrik regional, memastikan pasokan energi yang lebih stabil dan menghadirkan lebih banyak EBT di wilayah tersebut," pungkas Abraham.