- Dilansir dari akun Instagram trtworld (22/3/2024), umat Yahudi Israel rencananya akan menggelar ritual pengorbanan sapi merah sebagai tanda awal dibangunnya Kuil Ketiga di Masjid Al Aqsa pada April 2024 mendatang.
Suarajatim.com - Kembali pada 100 hari peringatan serangan brutal di Gaza, juru bicara Hamaz, Abu Ubaidah, merilis sebuah video menjelaskan motivasi di balik serangan kelompoknya ke Israel pada 7 Oktober lalu. Dalam video tersebut, ia juga menyinggung soal rencana pasukan sayap kanan Israel membawa sapi merah untuk menduduki wilayah teritorial Palestina.
Kaum fundamentalis Yahudi dan Kristen percaya bahwa kelahiran sapi merah meeupakan tanda dimulainya pembangunan kembali Kuil Ketiga di Temple Mount di Yerusalem. Namun untuk melakukan ini, mereka harus menghancurkan apa yang berdiri di atas bukit hari ini, yakni Masjid Al Aqsa.
Untuk melancarkan misi tersebut, sapi merah harus dikorbankan terlebih dulu untuk bersuci.
Dalam ajaran Yudaisme Ortodoks arus utama, begitu Kuil dibangun kembali, dunia akan menyambut kedatangan Mesias Yahudi dan umat manusia akan menghadapi Penghakiman Terakhir. Beberapa Teolog juga berpendapat, pembangunan Kuil Ketiga erat kaitannya dengan akhir zaman.
Hal ini mungkin terdengar seperti teori konspirasi, namun nyatanya, kelompok aktivis garis keras Israel, Temple Institute, telah memesan dan mengimpor 5 ekor sapi betina jenis Red Angus dari Texas dengan harga 500.000 dollar. Sapi-sapi itu telah merumput di Kibbutz, Tepi Barat, sebidang tanah di Timur Israel yang telah diduduki sejak tahun 2022.
Ritual pengorbanan rencananya akan dilaksanakan pada awal April 2024. Di mana sapi betina merah akan dikorbankan sesuai ajaran Torah dan Talmud. Prosesi ini dipercaya dapat mensucikan umat Yahudi sehingga mereka dapat beribadah di Al Aqsa.
Sapi Merah Siap Penuhi Ambisi Yahudi Hancurkan Al Aqsa, Ritual Digelar Awal April 2024
Ritual tersebut rencananya akan dilakukan pada sebidang tanah di Pegunungan Olive yang berhadapan dengan Masjid Al Aqsa. Sapi yang dikorbankan harus benar-benar berwarna merah hingga ke kukunya, dan harus berusia sekitar 3 tahun pada saat ritual pengorbanan dilakukan.
Setelah dikorbankan, abu dari sapi-sapi tersebut akan dicampur dengan air, lalu digunakan untuk menyucikan pendeta-pendeta Yahudi terpilih dan para pengikutnya.
Sejak menduduki Yerussalem Timur pada 1967, para sayap kanan Zionis sudah lama mencari cara untuk membangun Kuil Ketiga di wilayah Masjid Al Aqsa. Meski pada mulanya itu hanyalah misi para kelompok pinggiran seperti Temple Institute, namun beberapa tahun belakangan, rencara tersebut menjadi masif dimana banyak kelompok Yahudi mulai menyerbu kompleks muslim dan menarik dukungan dari sejumlah politisi. Organisasi-organisasi ini bahkan telah menyerahkan blueprint untuk konstruksi kuil tersebut lengkap dengan ornamen-ornamen yang akan digunakan.
Setelah sekian dekade lamanya kaum Yahudi melakukan berbagai cara untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa, termasuk dengan cara menggali pada bagian bawah tanahnya. Aksi ini mendapat banyak kecaman dari sejumlah arkeolog internasional dan otoritas terkait karena dianggap merusak fondasi masjid.
Jika Israel berhasil menghancurkan Masjid Al Aqsa, yang merupakan tempat tersuci bagi umat Islam, maka tindakan tersebut akan membangkitkan kemarahan dari seluruh Muslim di dunia.
Kabar mengenai ritual pengorbanan sapi merah dikhawatirkan akan membawa keberhasilan bagi mereka untuk menghancurkan Masjid Al Aqsa dan membatasi masyarakat Palestina mengakses tempat suci tersebut.