Otojatim.com - Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa penggunaan kendaraan hidrogen sebagai transportasi masa depan lebih ekonomis dibanding kendaraan konvensional berbahan bakar minyak (BBM) maupun listrik. Pernyataan ini disampaikannya saat meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) di Kawasan Senayan, Jakarta, pada hari Rabu (21/2).
Darmawan menjelaskan, "Perbandingannya, jika menggunakan bensin dan solar, satu kilometer (km) biayanya Rp1.300. Kalau menggunakan kendaraan listrik, biayanya adalah antara Rp350 sampai Rp550 per km. Khusus hidrogen dari PLN, biayanya hanya sekitar Rp270 per km, jadi sangat murah."
Menurutnya, harga hidrogen yang terjangkau ini dapat terwujud berkat integrasi rantai pasok oleh PLN, salah satunya dengan kehadiran HRS di Senayan. Produksi hidrogen yang sepenuhnya menggunakan energi baru terbarukan (EBT) juga menjamin bahwa kendaraan yang menggunakan hidrogen dari PLN tidak menghasilkan emisi.
"Green Hydrogen tersebut berasal dari pembangkit-pembangkit milik PLN yang mampu memproduksi hidrogen hingga 128 ton," tambahnya.
Darmawan menjelaskan bahwa HRS pertama di Indonesia, yang terletak di Senayan, dapat memasok kebutuhan daya bagi 438 mobil hidrogen per tahun dengan asumsi jarak tempuh 100 km per harinya.
"Ini adalah HRS pertama di Indonesia yang diproduksi dari 100% EBT. HRS ini nantinya bisa digunakan untuk sekitar 438 kendaraan yang setiap harinya berjalan 100 km," ungkap Darmawan.
Selanjutnya, Darmawan menyatakan kesiapan PLN untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak guna mendorong penggunaan kendaraan hidrogen secara luas, termasuk dalam penggunaan bus hidrogen sebagai transportasi publik.
"Kami siap mendorong ini menjadi perubahan gaya hidup yang futuristik, berbasis pada sistem digital, lebih hemat, dan ramah lingkungan, sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Melihat perkembangan kendaraan hidrogen ke depan, kami juga siap menambah keberadaan HRS di tanah air," tutup Darmawan.