PLN Resmi Jadi Pemiliki Green Hydrogen Plant Terbanyak di Asia Tenggara, Ini Sebaran Lokasinya

  • PLN resmikan 21 unit Green Hydrogen Plant yang mampu memproduksi hingga 199 ton hidrogen per tahun.

Jakarta, Suarajatim.com - PT PLN (Persero) mengukuhkan posisinya sebagai pemilik Green Hydrogen Plant (GHP) terbanyak di Asia Tenggara dengan meresmikan 21 unit GHP baru yang tersebar di Indonesia. 


Peresmian dilakukan pada Senin (20/11) di pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta. Dengan ini, PLN mampu memproduksi 199 ton hidrogen per tahun. 


Langkah ini tak lain bertujuan untuk menjadikan hidrogen sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan di masa depan demi tercapainya Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060. 


Mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Yudo Dwinanda Priaadi menjelaskan bahwa hidrogen merupakan bahan bakar masa depan yang sedang banyak dikembangkan di kancah global. Beruntungnya, Indonesia memiliki potensi hidrogen yang sangat besar, bahkan diprediksi bakal menjadi pemasok kebutuhan hidrogen hijau di dunia.

"Indonesia punya potensi pengembangan hidrogen hijau yang besar. Bahkan bisa kita pakai sendiri, maupun menjadi potensi ekspor. Leadership yang luar biasa dari PLN untuk bisa mengakselerasi pengembangan hidrogen hijau ini," kata Yudo dalam sambutannya. 


Yudo mengapresiasi langkah PLN yang sigap dalam mengembangkan hidrogen hijau di Indonesia. Di mana hanya dalam waktu satu bulan, PLN telah berhasil menambah 20 unit GHP di seluruh Indonesia. 


“Setelah pertemuan terakhir pada bulan lalu di PLTU Muara Karang, PLN berjanji untuk memperbanyak hydrogen plant ini. Dan itu benar-benar dikerjakan dengan cepat," kata Yudo.


Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, GHP merupakan langkah strategis PLN untuk membangun rantai pasok green hydrogen pertama di Indonesia. Harapannya inisiatif ini mampu mempercepat transisi energi dan mencapai NZE tahun 2060. 

"Hari ini menjadi bukti, we walk the talk. Kami benar-benar mewujudkan komitmen ini dalam bentuk nyata. Ini tidak hanya sekadar Green Hydrogen Plant, ini akan menjadi tonggak terbentuknya Supply Chain Green Hydrogen di Indonesia dan PLN menjadi pionirnya," ujar Darmawan. 


GHP besutan PLN diproduksi dengan memanfaatkan sumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terdapat di area pembangkit. Selain dihasilkan dari PLTS yang terpasang, hidrogen hijau ini juga menggunakan Renewable Energy Certificate (REC) yang berasal dari beberapa pembangkit EBT di Indonesia.


Sebelumnya PLN hanya mampu memproduksi 51 ton hidrogen per tahun. Dengan 21 unit GHP ini mampu meningkat hingga 200 ton per tahunnya.


Sebanyak 75 ton per tahun dari hasil produksi green hydrogen tersebut akan digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit (cooling generator), sementara 124 ton lainnya bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, salah satunya untuk kendaraan. 


“Lewat GHP ini, kami membangun bagaimana transisi sektor transportasi ke low carbon transport ini berjalan dengan baik. Tentu saja kalau kita berbicara transportasi, terdapat dua mazhab. Satu mengenai mobil listrik yang berbasis pada baterai. Kendaraan listrik sudah kita bangun ekosistemnya. Kemudian ada mahzab lain yaitu berbasis pada hidrogen. Ini perlu ada rantai pasok yang khusus, ini perlu ada green hydrogen,” tutur Darmawan.


Dengan rata-rata konsumsi hidrogen kendaraan 0,8 kg per 100 kilometer, maka 124 ton green hydrogen yang diproduksi bisa dipakai untuk 424 mobil per tahun yang bergerak 100 kilometer dalam sehari. Angka tersebut bisa menurunkan emisi karbon hingga 3,72 juta kg CO2 dan mengurangi impor BBM sebesar 1,55 juta liter per tahun, mengubah energi impor menjadi energi domestik.


Darmawan menuturkan bahwa ke depannya, PLN tidak hanya menghadirkan GHP saja tapi juga membuat Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian hidrogen dan juga pengoperasian Fuel Cell Generator berbahan bakar green hydrogen.


Adapun lokasi 21 GHP milik PLN adalah sebagai berikut: PLTU Pangkalan Susu, PLTGU Muara Karang, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Suralaya 8, PLTGU Cilegon, PLTU Labuhan, PLTU Lontar, PLTGU Tanjung Priok, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Muara Tawar, PLTU Indramayu, PLTGU Tambak Lorok, PLTU Tanjung Jati B, PLTU Rembang, PLTU Tanjung Awar-awar, PLTGU Gresik, PLTG Pemaron, PLTU Paiton, PLTU Grati, PLTU Pacitan, dan PLTU Adipala.  


Peresmian 21 unit GHP teesebut dihadiri oleh: Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Eniya Listiani Dewi, Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Mohamad Priharto Dwinugroho, Walikota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo, Direktur Pembangkitan PLN Adi Lumakso, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah, dan Direktur Utama PLN Enjiniring Chairani Rachmatullah.

LihatTutupKomentar