Jelang Piala Dunia FIFA U-17 di Surabaya, PLN Lakukan Simulasi Pengamanan Obvitnas

  • Demi menyukseskan FIFA U-17 di Surabaya, PLN melakukan sejumlah persiapan, salah satunya dengan pengamanan Obvitnas.

Sidoarjo, Suarajatim.com - PT. PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) melakukan pengamanan pada instalasi kelistrikan di stasiun Gelora Bung Tomo (GBT). Langkah ini diambil dalam rangka persiapan gelaran event internasional FIFA U-17 pada 10 November - 2 Desember 2023 mendatang.


General Manager PLN UIT JBM, Didik Fauzi Dakhlan, menyampaikan bahwa pengamanan terhadap infrastruktur kelistrikan adalah salah satu upaya untuk memastikan pasokan kebutuhan listrik aman selama acara berlangsung.


“GI (Gardu Induk) 150 kV Waru merupakan objek vital nasional (obvitnas) sebagai  pemasok dan pengatur tenaga listrik Jawa Timur dan Bali yang keberadaannya sangat vital juga menjadi salah satu sumber pemasok kebutuhan listik untuk gelaran event FIFA U-17 di stadion GBT, sehingga diperlukan pengamanan khusus dalam mencegah dan mengantisipasi kondisi keadaan darurat yang mungkin terjadi dari tindakan kriminal, unjuk rasa, ancaman terorisme termasuk ancaman bom," terang Didik.


Lebih lanjut Didik menyebutkan bahwa pengamanan ini dilakukan melalui simulasi tanggap darurat yang memang rutin dilakukan setiap tahunnya oleh PLN.


"Ini memang prosedur pengamanan obvitnas di kawasan instalasi kelistrikan yang sejalan dengan ketentuan perundangan yang berlaku, dan proses pengelolaan proses bisnis dalam kondisi aman terkendali dan PLN dapat melaksanakan fungsinya sebagai pemasok tenaga listrik dengan optimal. Kali ini, sebagai upaya menyukseskan laga FIFA U-17," terang Didik.


Simulasi tanggap darurat tersebut dilakukan bersama Brimob Kepolisian Daerah Jawa Timur yang juga memiliki tujuan untuk mengedukasi seluruh personel dalam menghadapi kondisi tanggap darurat.


“Bekerjasama dengan Brimob Polda Jatim, seluruh apparat keamanan termasuk juga petugas GI (Gardu Induk), dan seluruh pegawai diberikan edukasi dalam menghadapi kondisi darurat, dan ini tentu hal yang butuh dilatih terus agar dapat terbiasa sehingga responsive dalam penanganan keadaan darurat," pungkas Didik.

LihatTutupKomentar