- Didapuknya Kaesang Pangarep menjadi ketua PSI membuat tuduhan politik dinasti kepada Jokowi jadi tak terpatahkan. Deni Siregar yang semula gila-gilaan membela Jokowi menyuarakan kekecewaannya.
Suarajatim.com - Tuduhan politik dinasti yang dibangun Jokowi kian santer terdengar. Banyak pihak terusik dengan fakta bahwa semua anak Presiden masuk ke dunia politik dan menduduki posisi penting secara instan.
Kegelisahan ini juga dirasakan oleh Denny Siregar, pegiat media sosial, yang terkenal vokal mendukung karier Presiden Joko Widodo. Ia mengunggah video berjudul 'Surat Cinta untuk Bapak Jokowi' yang isinya mengkritik keras Jokowi dan anak-anaknya.
Secara gamblang, kader PSI itu mengungkapkan kekecewaanya pada Jokowi terkait jurus-jurus yang mengarah pada politik dinasti.
"Bermula dari Gibran yang jadi Walikota Solo, lalu Bobby Nasution jadi Walikota Medan, dan yang terakhir Kaesang jadi Ketua Umum PSI, padahal baru 2 hari dilantik jadi kader. Ini menumbuhkan sentimen negatif di masyarakat, nyinyiran, bahkan bahan tertawaan," ungkapnya.
Denny juga menceritakan bagaimana ia telah mati-matian membela Jokowi karena percaya dapat membawa Indonesia jadi negara maju.
"Saya itu pecinta Jokowi. Dua periode saya turun ke jalan untuk bela Jokowi. Tapi ketika ada yang ajak saya kampanye Jokowi 3 periode, saya menolak keras. Karena saya ingin Jokowi selesai dengan elegan. Tapi semakin lama suara saya semakin lemah, terutama ketika melihat fakta-fakta anak Jokowi begitu mudah hidupnya karena jadi anaknya presiden,"
Deni mengaku suaranya dan suara pendukung-pendukung Jokowi lainnya jadi kian lemah. Upaya mereka membela Jokowi dipatahkan dengan fakta bahwa tidak ada satupun anak Jokowi yang memulai karier politiknya dari bawah.
"Jokowi tidak terlihat ketegasannya melarang anak-anaknya dalam memanfaatkan namanya sebagai presiden. Padahal dulu di awal-awal Jokowi bilang anak-anaknya gak ada yang tertarik masuk politik. Tapi sekarang, semua menduduki posisi terpenting dengan mudah seperti tinggal menjentikkan jari saja," tambah Deni.
Kecurigaan masyarakat soal politik dinasti kian membesar seteleh isu Gibran akan dijadikan calon wakil presiden. Tentu bukan kebetulan jika di Mahakamah Konstitusi juga sedang ada penggodogan tentang perubahan usia minimal jadi Capres dan Cawapres.
"Dimana-mana sudah terpasang baliho dengan tagar Gibran Cawapres 2024. Tim relawan juga sudah dibangun dengan nama Kami Gibran. Semua seakan sudah di-setting untuk menyambut putusan MK yang sepertinya juga akan memuluskan jalan itu," papar Deni.
Di akhir video Deni menyampaikan harapannya agar Jokowi bisa membaca situasi. Karena jika salah langkah lagi, maka kekacauan di masyarakat mungkin akan terjadi. Jika begitu, maka Jokowi akan meninggalkan kesan yang buruk di akhir masa jabatannya.
Perlu diketahui, Jokowi adalah satu-satunya presiden yang anak dan menantunya jadi walikota. Bahkan Jokowi memberi restu pencalonan Kaesang menjadi Walikota Depok. Semuaya dilakukan dalam dua periode masa jabatan.
Gibran akan naik kelas jadi Gubernur, entah di DKI Jakarta atau di Jawa Tengah. Jika nasibnya baik, malah akan maju jadi cawapres Prabowo Subianto. Menantunya pun tak mau ketinggalan, digadang-gadang bakal maju jadi Gubernur Sumatera Utara.
Memang sih, like father like son, tapi gak gini-gini amat kan?