Subsidi Konversi Motor Listrik Masih Berlaku, PLN Pastikan Pengguna Tak Akan Sulit Temukan SPKLU

  • PLN mendukung program konversi motor listrik di Indonesia. Sejak tahun 2019, PLN telah mempersiapkan semua sarana dan prasarana untuk kenyamanan para pengguna kendaraan listrik.

Jakarta, Suarajatim.com - PT PLN (Persero) terus mendongkrak penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya dengan cara mendukung program ’Konversi Sepeda Motor Listrik’ yang digagas pemerintah.


Dermawan selaku Ketua Komunitas Sepeda dan Motor Listrik Indonesia (Kosmik Indonesia) mengatakan, konversi motor listrik memiliki banyak kelebihan.


”Kalau konversi kita bisa menentukan spek khusus motor kita, kalau dari pabrikan kita gak bisa. Motor kesayangan kita juga bisa lebih panjang usianya,” ungkap Dermawan.


Salah satu pengguna motor listrik, Erwan, mengungkapkan keuntungan yang dirasakannya. Ia mengaku telah lama menggunakan motor listrik. Salah satu kelebihan yang paling menonjol adalah soal biaya yang jauh lebih hemat dan perawatan yang lebih murah.

 

”Motor listrik lebih nyaman digunakan, dan gak perlu isi bahan bakar ke SPBU. Satu kali isi daya bisa menempuh jarak 50 km, sangat cukup untuk dipakai sehari-hari. Saya juga belum pernah kehabisan daya di jalanan,” ujar Erwan.


Menurut Erwan, peran PLN dalam mendukung kenyamanan para pengguna kendaraan listrik amatlah besar. Pasokan listrik beserta infrastrukturnya tergolong andal.


Diketahui, jumlah kendaraan motor BBM di Indonesia saat ini mencapai 120 juta kendaraan, dengan tren pertumbuhan 5 persen hingga 6 persen per tahun.


Melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 3 Tahun 2023, pemerintah resmi memberi insentif kepada masyarakat yang melakukan konversi motor BBM-nya ke KLBB. Hal ini dilakukan demi mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan listrik.


Berikut ini alur pengajuan konversi molis lewat laman www.ebtke.esdm.go.id/konversi.

  1. Pemohon mengisi formulir pendaftaran secara online atau datang langsung ke bengkel konversi.
  2. Bengkel konversi mengecek teknis kondisi sepeda motor dan kelengkapan surat-surat kendaraan (kesesuaian KTP, STNK, BPKB, Nomor Mesin, dan Nomor Rangka).
  3. Melakukan persetujuan antara pemilik sepeda motor dengan pihak bengkel mengenai biaya konversi.
  4. Pemohon mengisi surat pernyataan kesediaan konversi.
  5. Bengkel mulai mengerjaan konversi.
  6. Bengkel mengajukan permohonan SUT dan SRUT secara online ke Kemenhub.
  7. Kemenhub menerbitkan SUT & SRUT.
  8. LVI melakukan verifikasi.
  9. Serah terima sepeda motor yang telah dikonversi kepada pemilik.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan bahwa PLN telah serius menyediakan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. Sehingga masyarakat tak perlu khawatir untuk beralih ke kendaraan listrik.


"Infrastrukturnya sudah kami siapkan. Mulai dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) hingga platform digital seperti Electric Vehicle Digital System (EVDS)," tutur Darmawan.


Menurut Darmawan, biaya operasional kendaraan listrik jauh lebih murah dibanding kendaraan BBM. Dimana motor BBM dengan jarak tempuh 50 kilometer (km) akan menenggak 1 liter BBM, sementara sepeda motor listrik dengan jarak sama menghabiskan 1,5 kWh. 


Harga tarif listrik Rp 1.699,53 per kWh,  dengan kata lain sepeda motor listrik hanya butuh Rp 2.500 untuk jarak tempuh 50 km. Sedangkan, motor BBM harus menghabiskan biaya sekitar Rp 13 ribu untuk menempuh jarak yang sama. 


”Menggunakan motor listrik lebih hemat biaya 80 persen dibanding menggunakan sepeda motor BBM. Tak hanya itu, motor listrik juga lebih hemat biaya perawatan dan pajaknya lebih murah,” papar Darmawan. 


Dampak motor listrik terhadap lingkungan juga sangat baik. Kontribusi emisi karbon, kendaraan listrik jauh lebih ramah lingkungan. Secara ekuivalen, emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,5 kWh listrik emisinya hanya 1,5 kg CO2e.


Darmawan mengimbuhkan, listrik yang disediakan untuk mengisi daya kendaraan juga akan semakin bersih, karena pembangkit yang berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) akan mulai dibangun.


"Seiring dengan pembangkit PLN yang akan menuju ke EBT, maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol," kata Darmawan.

LihatTutupKomentar