- Ketum LDII mengatakan bahwa berkurban membuat multiplayer effect, mulai dari pencegahan stunting, perkuat hubungan masyarakat, hingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jakarta, Suarajatim.com - Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, mengatakan bahwa kurban yang dilakukan oleh umat Islam pada Hari Raya Idul Adha memiliki multiplayer effect atau efek berganda yang signifikan. Berkurban bukan hanya untuk meningkatkan ketakwaan individu kepada Allah, tapi juga mampu menyelesaikan masalah sosial.
Menurutnya, pembagian daging kurban sangat bermanfaat bagi banyak orang terutama masyarakat yang kurang mampu. Dari segi sosial kemasyarakatan, berkurban juga bisa membangun hubungan yang positif di tengah masyarakat.
“Warga bisa memberi tanpa pamrih dan bisa menerima dengan ikhlas. Dengan itu akan terbangun kekuatan sosial yang luar biasa,” ungkap KH Chriswanto saat ditemui usai Sholat Idul Adha pada Kamis (29/6).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa daging yang dibagikan dapat meningkatkan asupan gizi masyarakat, dan mencegah stunting.
“Idul Adha bisa jadi momentum untuk pencegahan stunting. Apalagi saat ini pemerintah sedang menggalakkan pencegahan stunting. Jika pembagian daging kurban merata kepada masyarakat, angka stunting dapat ditekan,” tutur KH Chriswanto.
KH Chriswanto mengapresiasi antusiasme seluruh warga LDII dalam setiap pelaksanaan ibadah kurban. Pasalnya, jauh sebelum Idul Adha, mereka sudah semangat mempersiapkanya dengan cara menabung yang dikelola secara khusus di masing-masing majelis taklim.
“Karena kekuatan LDII itu pada konsolidasi berbasis majelis taklim yakni pengajian yang sifatnya rutin yang dilaksanakan 3-4 hari dalam seminggu. Acara itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengisi tabungan kurban yang dikelola secara khusus. Ketika Idul Adha tiba warga LDII sudah siap untuk berkurban,” paparnya.
Berdasarkan penuturan Ketua DPP LDII Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM), Rully Kuswahyudi, antusiasme warga LDII membuat jumlah hewan kurban mengalami peningkatan. Diketahui pada tahun 2020, kurban warga LDII mencapai 40.190 ekor ternak. Pada 2021 akibat pandemi Covid-19 dan ekonomi lesu, jumlah kurban turun menjadi 39.301 ekor. Lalu di tahun 2022, jumlah kurban meningkat mencapai 42.646 ekor ternak.
“Alhamdulillah, pada 2023 ini, jumlah kurban kembali meningkat. Berdasarkan data sementara yang kami himpun, jumlah hewan kurban warga LDII mencapai 43.493 ekor, dengan rincian 23.710 ekor sapi, 19.766 ekor kambing/domba, dan 17 ekor kerbau,” ungkap Rully.
Bila dihitung, harga rata-rata untuk seekor kambing adalah Rp 3 juta, sedangkan sapi Rp25 juta. Maka dengan kata lain, kurban warga LDII di seluruh Indonesia mampu memutar ekonomi senilai Rp652 miliar.
Rully mengatakan, perputaran ekonomi saat Idul Adha meningkatkan pendapatan para peternak.
“Kurban juga jadi masa panen bagi peternak. Mereka mendapat keuntungan yang lebih tinggi dibanding hari-hari biasa. Ini menjadi pemerataan kesejahteraan, dan meningkatkan daya beli dan kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bahkan menyekolahkan anak-anak mereka,” paparnya.