Komisi VII DPR Apresiasi 1001 Jurus PLN Kurangi Emisi Karbon Menuju NZE 2060

  • PLN begitu serius mengupayakan penurunan emisi karbon demi terciptanya Net Zero Emission (NZE) dengan melakukan berbagai inovasi. Usahanya itu diapresiasi oleh Komisi VII DPR RI.

Jakarta, Suarajatim.com - Berbagai upaya PT PLN (Persero) dalam mewujudkan Net Zero Emission, mendapat apresiasi dari Komisi VII DPR RI. Diketahui, hingga tahun 2023, PLN berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 50 juta ton CO2.


Anggota Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, memuji kerja keras PLN dan berjanji akan terus mendukung PLN melanjutkan transisi energi demi mencapai NZE pada 2060. 


"Akselerasi yang dilakukan PLN untuk mencapai Net Zero Emission patut diapresiasi. Upaya PLN seperti dedieselisasi ini perlu didukung," katanya pada Rapat Dengar Pendapat pada Rabu (5/7).


Hal senada disampaikan oleh Anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian. Menurutnya effort heroik yang dilakukan PLN terbukti mampu menurunkan emisi karbon yang sangat signifikan.


"Dari program yang dilakukan PLN ini bisa menurunkan emisi karbon secara signifikan. Sehingga skenario NZE pada 2060 bisa tercapai," kata Ramson.


Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa hingga tahun 2023, tercatat 50 juta ton emisi CO2 dari Business as Usual (BAU) sebesar 334 juta ton C02 turun menjadi 284 juta ton CO2. 


"Kami melakukan inisiatif untuk bisa menekan emisi karbon. Berbagai upaya dekarbonisasi telah kami lakukan karena kami menjadi lokomotif pengurangan emisi karbon di Indonesia," papar Darmawan.


Untuk mengurangi emisi karbon, PLN melakukan teknologi co-firing pada 37 PLTU. Co-firing sendiri adalah pembakaran dua jenis bahan bakar berbeda secara bersamaan. Dimana untuk PLTU yang biasanya sepenuhnya berbahan bakar batu bara, ditambahkan bahan bakar lain, seperti biomassa yang dibuat dari wood pallet atau sampah. Teknologi ini  terbukti mampu mengurangi emisi karbon hingga 1,2 juta ton CO2.


Penurunan emisi juga dihasilkan dari peningkatan efisiensi jaringan transmisi dan pembangkit yang mampu menekan jumlah emisi hingga 10 juta ton CO2. 


Tak hanya itu, PLN juga melakukan inovasi dengan memanfaatkan gas buang dari pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) combine cycle untuk menghasilkan listrik tambahan. Upaya ini mampu mengurangi emisi sebsar 7 juta ton CO2


"Kami terus mendorong penggunaan pembangkit EBT. RUPTL (Rencana usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2021-2030 yang telah disusun bersama Pemerintah ini menjadi yang terhijau sepanjang sejarah, di mana 51 persen pembangunan pembangkit akan menggunakan EBT yang ramah lingkungan," ucap Darmawan.


PLN juga mengganti teknologi di PLTU yang sebelumnya berteknologi subcritical menjadi PLTU dengan teknologi supercritical dan ultrasupercritical sehingga emisi berkurang sebanyak 15,4 juta ton CO2.


PLN terus berkomitmen melakukan transisi energi demi memastikan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.


"Ini dilakukan bukan karena adanya perjanjian internasional, tetapi demi memastikan generasi mendatang lebih baik daripada hari ini. We’re doing. Because we do really care," tutup Darmawan. 

LihatTutupKomentar