DPR Apresiasi PLN Sukses Mengatasi Oversupply Listrik dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

PLN Sukses Mengatasi Oversupply Listrik dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai, langkah PLN dalam mengupayakan perluasan _demand_ patut diapresiasi. Ia menilai, mengatasi kondisi kelebihan pasokan listrik bukan hal yang mudah, namun PLN sudah berupaya dan perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Direksi PLN, Rabu (5/7).

Jakarta, Suarajatim.com - Komisi VII DPR RI memberikan apresiasi kepada PT PLN (Persero) atas upayanya dalam mengatasi masalah kelebihan pasokan listrik atau "oversupply". Dalam beberapa waktu terakhir, pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan pertumbuhan konsumsi listrik yang mengakibatkan terjadinya oversupply.


Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti, menganggap bahwa upaya yang dilakukan oleh PLN dalam mengatasi oversupply perlu diapresiasi dan didukung. Menurutnya, PLN telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong konsumsi listrik masyarakat sehingga kondisi oversupply tidak berdampak signifikan pada PLN.

"Kami mengapresiasi langkah-langkah PLN dalam mengatasi oversupply. Langkah-langkah yang dilakukan oleh PLN perlu didukung. Terobosan PLN dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik untuk mengurangi oversupply juga merupakan langkah yang strategis," kata Dyah.

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, juga menilai langkah-langkah yang dilakukan oleh PLN dalam meningkatkan permintaan listrik patut diapresiasi. Ia menyadari bahwa mengatasi kelebihan pasokan listrik bukanlah hal yang mudah, tetapi PLN telah berusaha dan membutuhkan dukungan dari semua pihak.

"Untuk meningkatkan pasokan dan permintaan listrik tidaklah mudah. Namun, upaya PLN dalam menciptakan strategi yang canggih dan cerdas seperti saat ini harus terus dijaga," ujar Mulyanto.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa kondisi oversupply yang terjadi saat ini terkait dengan perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi listrik. Selain itu, pertumbuhan ekonomi, yang merupakan salah satu faktor pertumbuhan listrik, juga mengalami pergeseran sehingga konsumsi listrik mengalami penurunan.

"Terjadi perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi, terutama pergeseran dari pertumbuhan ekonomi berbasis manufaktur menjadi berbasis jasa, seperti sektor pariwisata. Ketika terjadi pandemi Covid-19, konsumsi listrik menurun," ungkap Darmawan.

Namun, PLN telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan listrik. Upaya tersebut meliputi pengaturan beban pasokan listrik, peningkatan pertumbuhan konsumsi listrik, dan efisiensi operasional.

"PLN berusaha keras untuk mencapai target keseimbangan pasokan dan permintaan. Kami melakukan renegosiasi dan penundaan masuk ke sistem PLN dengan pembangkit swasta yang sedang dalam tahap konstruksi. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan serta memberikan waktu untuk meningkatkan permintaan," kata Darmawan.

Selain itu, PLN juga mendorong pertumbuhan konsumsi listrik melalui berbagai program, seperti program "electrifying agriculture" yang mengganti alat pertanian dengan yang berbasis listrik. Program initidak hanya meningkatkan konsumsi listrik, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan memberikan manfaat efisiensi bagi para petani.

"Dalam penggilingan padi, biaya operasional dapat berkurang hingga seperempat. Petani buah naga juga mengalami peningkatan produktivitas yang signifikan," cerita Darmawan.

PLN juga telah melistriki pelabuhan dan aktivitas perikanan melalui program "electrifying marine". Melalui program ini, PLN mengganti sumber energi dari bahan bakar minyak menjadi listrik untuk memenuhi kebutuhan energi pelabuhan.

"Kami bekerja sama dengan Pelindo dan Kementerian Perhubungan untuk memasang anjungan listrik di dermaga, sehingga kapal yang berlabuh dapat menggunakan listrik PLN daripada menggunakan generator set yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, ini juga dapat menghemat biaya operasional hingga 30%," kata Darmawan.

PLN juga aktif melakukan akuisisi pembangkit listrik khusus untuk meningkatkan produktivitas industri. PLN meyakinkan industri yang masih menggunakan pembangkit sendiri untuk beralih ke pasokan listrik PLN. Hal ini tidak hanya meningkatkan pertumbuhan PLN, tetapi juga memberikan penghematan biaya bagi industri.

Darmawan menegaskan bahwa dengan pemulihan ekonomi, pertumbuhan konsumsi listrik semakin baik saat ini. Hal ini terlihat dari konsumsi listrik yang mengalami penurunan sebesar 0,78% pada tahun 2020, namun melonjak menjadi 5,72% pada tahun 2021. Ini menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Bahkan pada tahun 2022, pertumbuhan konsumsi listrik mencapai 6,11%.

"Ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia telah pulih, bahkan melampaui kondisi sebelum pandemi Covid-19," tegas Darmawan.

LihatTutupKomentar