- Merayakan seratus tahun Republik Türkiye, Menara Maiden yang legendaris dibuka kembali setelah dua tahun proses restorasi.
Istanbul, Suarajatim.com - Setelah ditutup selama 2 tahun karena proses restorasi, Kız Kulesi atau Menara Maiden kini resmi dibuka kembali. Bangunan ikonik di lepas pantai Selat Bosporus tersebut difungsikan sebagai museum monumen.
Menara Maiden pertama kali didirikan pada abad ke-5 SM di sebuah pulau kecil sekitar 20 meter dari pantai Üsküdar. Kala itu, fungsinya adalah sebagai pos pemeriksaan bea cukai dan penarikan pajak bagi kapal-kapal yang melakukan perjalanan melintasi Bosporus.
Pada abad ke-12, Kaisar Romawi Timur, Manuel Komnenos, memerintahkan pembangunan struktur pertahanan. Maka rantai-rantai besi dibuat membentang dari menara satu ke menara lainnya di Semenanjung Bersejarah agar alur masuk dan keluar di Bosporus dapat dikendalikan.
Setelah Istanbul diambil alih oleh Sultan Mehmed II pada tahun 1453, dibangunlah sebuah menara kayu yang berfungsi sebagai menara pengawas, mercusuar, serta tempat karantina. Bangunan tersebut digunakan selama berabad-abad lamanya.
Kemudian di era Republik pada tahun 1964, menara tersebut akhirnya diserahkan kepada Kementerian Pertahanan Turki. Selanjutnya dikelola oleh Perusahaan Maritim Türkiye pada tahun 1983.
Pada periode itu, Menara Maiden difungsikan sebagai stasiun radar dan gudang. Lalu diubah menjadi sebuah restoran unik yang hanya dapat diakses melalui perahu dari pantai Üsküdar.
Bak seorang gadis cantik yang merepresentasikan keindahan Istanbul, Menara Maiden punya kisah legendanya sendiri yang membuat popularitasnya tak pernah pudar.
Legenda pertama bercerita tentang seorang raja dan putrinya, dimana sang putri diramal akan mati karena gigitan ular. Menghindari hal itu, raja membangun Menara Maiden di atas bebatuan Salacak untuk melindungi putrinya. Namun sayang nasib buruk itu tak dapat dihindari. Seekor ular bersembunyi di dalam keranjang buah dan berhasil masuk ke dalam istana hingga akhirnya menggigit dan menewaskannya.
Legenda lainnya mengatakan bahwa ada seorang pemuda yang bernama Leandros jatuh cinta pada Hero, seorang biarawati Aphrodite yang tinggal di menara. Demi bertemu Hero, Leandros rela berenang setiap malam hanya dengan mengikuti cahaya dari menara itu. Namun nahas, pada suatu malam, lampu menara padam karena badai sehingga Leandros tersesat dan tenggelam di Bosporus. Kesedihan dan kehilangan yang mendalam membuat Hero pun bunuh diri.
Sebagai salah satu objek bersejarah ikonik, Menara Maiden membutuhkan perawatan khusus. Apalagi lokasinya berada di tengah laut dengan kondisi cuaca yang ekstrim. Maka, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki menginisiasi proyek pemugaran bertajuk “Menara Maiden Membuka Matanya Kembali” pada tahun 2021.
Proyek tersebut dikerjakan oleh konsultan akademisi dan arsitek ahli, termasuk di dalamnya Profesor Zeynep Ahunbay dan Han Tumertekin. Semua tambahan beton pada menara yang dianggap tidak ada dalam dokumen sejarah, dihilangkan. Pancang dan isolator seismik dipasang untuk menopang menara berikut pulaunya.
Atap pada pelataran menara dilepas dan diganti dengan atap kayu yang disusun sesuai bentuk aslinya. Halaman dan lantai bagian luar juga dikembalikan ke bahan asli seperti yang tercatat dalam sejarah.
Penduduk lokal Istanbul dan wisatawan kerap datang menikmati kemolekan bangunan elegan itu. Kini, setelah dibuka kembali sebagai museum, pengunjung dapat menyaksikan keindahan Istanbul dari sudut pandang Menara Maiden.