- Anies Baswedan kerap dilabeli sebagai penganut politik identitas sejak pencalonannya di Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017 silam.
- Menjelang musim Pemilu 2024 mendatang, isu tersebut naik lagi ke permukaan, apa tanggapan Anies?
Suarajatim.com - Sosok yang digadang-gadang menjadi bakal calon presiden 2024, Anies Baswedan, terus mendapat gempuran. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kerap dilabeli sebagai simbol kaum radikal. Alasannya, karena para pengikutnya dianggap kerap menggunakan identitas agama untuk menjatuhkan lawan-lawan Anies sehingga muncul polarisasi.
Anies pernah mengungkapkan sanggahannya akan hal ini. Menurutnya, politik identitas tak bisa dihindari ketika calon-calonnya memiliki identitas berbeda.
"Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender," kata Anies di Hotel Shangri-La Surabaya, Jumat (17/3) malam saat forum diskusi antara pemimpin partai dengan awak media yang digelar NasDem.
Anies menuturkan bahwa hal yang sama juga akan terjadi jika calon yang bersaing memiliki perbedaan agama. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda.
Hal ini kembali dibahas di kanal Youtube Karni Ilyas yang tayang pada 7 April 2023. Dalam obrolan santai itu, Karni menanyakan bagaimana tanggapan Anies terhadap kontra-campaign yang mengaitkannya dengan politik identitas.
"Lihat saja apa yang sudah terjadi di Jakarta selama 5 tahun. Apakah Jakarta penuh ketegangan, konflik, dan rasa tidak nyaman pada antar penganut agama? Atau justru malah 5 tahun ini masyarakat Jakarta mendapat kesetaraan kesempatan dalam mempraktikan keyakinannya? Boleh dicek, Jakarta sekarang adalah kota yang tenang, teduh, damai, aman," terang Anies.
Lebih lanjut Anies mengatakan bahwa pada Pilkada DKI Jakarta 2017, ia tak bisa menjawab label-label negatif yang ditujukan padanya karena saat itu ia belum memiliki bukti. Namun sekarang ia merasa telah membuktikan bahwa tuduhan tersebut salah.
"Apakah ada tindakan diskriminatif? Tidak adil? Kalau tidak ada, berarti tuduhan itu adalah daur ulang yang tidak relevan. Udah basi," tegas Anies.
Pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 didukung oleh Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera. Ketiganya bersatu dalam nama 'Koalisi Perubahan untuk Persatuan'.