- Terkait kecelakaan bus di Guci Tegal, KNKT menampik isu adanya anak kecil yang iseng memainkan rem tangan sebagai penyebab.
Suarajatim.com - Tengah jadi pembicaraan hangat, soal kecelakaan bus di jalur obyek wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Minggu (7/5/2023).
Dari video yang beredar di sosial media, terlihat bus berwarna merah tersebut berjalan tanpa sopir hingga terjun ke sungai. Akibatnya 35 orang penumpang jadi korban, dimana dua diantaranya meninggal dunia.
Diketahui bus pariwisata Duta Wisata dengan nomor polisi B 7260 OGA tersebut hendak mengangkut 35 orang penumpang yang merupakan para peziarah asal Tangerang Selatan.
Penumpang naik saat mesin mobil tengah dipanaskan dan sopir tidak berada di dalam bus. Tiba-tiba bus melaju sendiri hingga terguling ke sungai berketinggian sekitar lima meter dari bahu jalan.
Kala itu merebak isu bahwa kejadian disebabkan seorang anak kecil yang memainkan rem tangan. Namun kabar tersebut ditepis oleh Plt Ketua Sub Komite LLAJ Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan.
"Temuan dari tim penguji di sana, itu menunjukkan handbrake dalam kondisi terkunci ON. Jadi cerita selama ini bahwa ada anak kecil yang me-release handbrake, itu tidak benar," ungkap Wildan dilansir dari GridOto.com, Selasa (9/5/2023).
Lebih lanjut Wildan menjelaskan bahwa ketika bus diangkat, roda belakangnya tidak bisa berputar. Artinya handbrake bekerja dengan baik.
"Bus saat itu posisinya ada di kelandaian, lalu saat dipanasi, penumpang masuk satu persatu. Saat penumpang yang ke-35 masuk, terjadi energi potensial yang cukup untuk menggerakkan bus itu," terangnya.
Adhie Faizal Rachman, spesialis kendaraan berat PT Karya Fajar Ultima (KyFU), konsultan keselamatan jalan, menerangkan bahwa sistem rem parkir kendaraan berat seperti bus dan truk berbeda dengan rem parkir kendaraan ringan seperti sedan maupun minibus.
"Pada kendaraan ringan, umumnya sistem rem parkir memanfaatkan kawat sling, meskipun sebagian ada juga yang pakai sistem hidraulis dan elektrik. Berbeda dengan kendaraan berat, dimana yang digunakan adalah sistem pneumatis atau sering disebut rem angin," terang Adhie.
Lebih lanjut Adhie menegaskan bahwa terlepas dari jenis sistem rem apa yang digunakan, parkir di tanjakan atau di turunan sebaiknya dihindari demi mencegah terjadinya kecelakaan yang sama di masa mendatang.