Anies Baswedan Kunjungi Ponpes Al Ubaidah, Motivasi Santri Agar Jadi Penggerak Umat

  • Dalam kunjungan ke Ponpes Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, Anies Baswedan disambut lagsung oleh Habib Ubaidillah Al Hasany. 
  • Pada kesempatan itu, ia juga memberi motivasi pada para santri agar kelak menjadi penggerak umat.

Suarajatim.com - Dalam kunjungan ke Kabupaten Jombang, Anies Baswedan menyempatkan bersilaturahmi dengan Habib Ubaidillah Al Hasany pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada Kamis (13/4).


"Pak Anies merupakan dosen yang berpengalaman di bidang politik dan pemerintahan, bahkan sejak masih sekolah dan kuliah. Maka kami meminta Pak Anies untuk memberi tausiyah kepada para santri,” kata Habib Ubaidillah pada acara sambutan kedatangan Anies.


Usai ramah-tamah, Anies diminta untuk tausiyah di depan sekitar 900-an calon juru dakwah LDII di ponpes itu. Ia menggunakan kesempatan tersebut untuk membangkitkan semangat para santri.


“Menjadi mubaligh-mubalighot itu sama seperti pemimpin, mendidik sama dengan memimpin, memimpin sama dengan mendidik. Setiap pendidik itu pemimpin, setiap pemimpin itu pendidik,” ujarnya.


Menurutnya, pendidik dan pemimpin tidak bisa dipisahkan karena sesungguhnya setiap kepemimpinan adalah tentang pendidikan. “Bagi adik-adik saat bertugas di berbagai daerah lihatlah masyarakat, lihatlah umat ataupun peserta didik yang diajar itu seperti orang yang dipimpin,” katanya.


"Pemimpin itu hadir di antara kita karena ada orang-orang yang dengan ikhlas mematuhinya. Maka pemimpin harus kapabel, jujur, berintegritas, dan mampu mengemban amanah,” sambung Anies.


Anies menggiring para santri untuk mengingat kembali guru-guru mereka saat masih SD, SMP, atau SMA. Dari sekian banyak guru, para santri mengaku hanya hapal beberapa nama saja.


“Mengapa? Mereka yang diingat itu biasanya ada dua faktor, yakni menginspirasi dan menyebalkan. Sementara yang biasa-biasa saja akan terlupakan. Maka, adik-adik yang akan menjadi dai-daiyah ataupun mubaligh-mubalighot tinggal pilih, mau jadi yang selalu diingat atau yang dilupakan,” tambah mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta tersebut.


Ia mengajak para santri Ponpes Al Ubaidah Kertosono agar menjadi santri teladan yag ketika turun berdakwah di masyarakat, dapat menjadi penggerak umat.


“Yang saat ini hilang dalam percakapan adalah inspirasi. Kalau diurutkan, mengajar, mendidik, menginspirasi dan menggerakkan,” ungkapnya.


Ia berpesan, agar para santri kelak bisa menjadi penggerak umat. Karena baginya, itulah tahapan tertinggi bagi seorang pengajar.


“Untuk bisa menggerakkan harus bisa menginspirasi, untuk bisa menginspirasi harus bisa mendidik, untuk bisa mendidik harus bisa mengajar,” tutupnya.

LihatTutupKomentar