Surabaya, Suarajatim.com - Mendekati Hari Raya Idul Fitri, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto, membangkitkan semangat umat Islam untuk membantu mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Saat memberikan santunan kepada anak yatim dan duafa di Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, pada Jumat (14/4), dirinya menegaskan pentingnya meningkatkan kesalehan sosial, terutama di bulan Ramadan yang identik dengan gotong-royong.
"Hari ini kita berbagi, tapi di masa depan, umat Islam harus fokus pada pekerjaan rumah mereka, yaitu mengentaskan kemiskinan," ujarnya.
KH Chriswanto juga mengingatkan kita tentang banyaknya warga yang kurang beruntung di sekitar kita, terutama saat mereka melaksanakan ibadah puasa di tengah-tengah kesulitan hidup.
Oleh karena itu, KH Chriswanto mengajak kita untuk berbagi dengan anak yatim dan duafa sebagai bagian dari mewujudkan kebersamaan dalam merayakan kemenangan di Hari Raya Idul Fitri.
"Memberikan bantuan kepada anak yatim memiliki nilai yang sangat penting dalam ajaran Alquran, bahkan menjadi suatu perintah dari Allah SWT. Anak yatim juga memiliki doa yang istimewa dan seringkali dikabulkan oleh Allah SWT," katanya.
Oleh karena itu, DPP LDII telah melaksanakan program santunan anak yatim, anak difabel, dan duafa selama tiga tahun terakhir.
"Melalui program ini, kami berharap dapat membantu mengurangi kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh para anak yatim, sekaligus memberikan mereka harapan dan keyakinan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi hidup. Selain itu, program santunan anak yatim juga menjadi bagian dari program nasional DPP LDII selama bulan Ramadan, yang meliputi pembagian takjil, penyaluran zakat, serta kegiatan sosial lainnya," imbuhnya.
Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi pengurus LDII di berbagai tingkatan juga turut melakukan hal yang sama. Dengan demikian, program santunan anak yatim ini dapat menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik dan membantu masyarakat yang membutuhkan.
Di samping itu, DPP LDII juga menayangkan acara Oase Hikmah sebagai upaya untuk mendorong peningkatan ibadah dan spiritualitas umat muslim.
Tindakan pemberian santunan dari KH Chriswanto Santoso telah meraih apresiasi dari Camat Gunung Anyar, yaitu Ario Bagus Permadi.
Menurutnya, tindakan Ketua Umum DPP LDII tersebut selaras dengan visi Kota Surabaya, yakni menjadi kota yang bergotong-royong, maju, humanis, dan berkelanjutan.
"Poin utama untuk mewujudkan Surabaya menjadi kota dunia yang maju adalah gotong royong," ujar Ario.
Menghadapi tantangan untuk menjadi kota dunia, Pemerintah Kota Surabaya tidak dapat bekerja sendirian.
"Kami membutuhkan partisipasi masyarakat, pengusaha, dan pihak terkait lainnya. Baru-baru ini, kami fokus menangani masalah sosial seperti anak-anak stunting, putus sekolah, yatim piatu, dan penyandang disabilitas," tambah Ario.
Namun, setelah mengevaluasi APBD, Pemerintah Kota Surabaya menyadari bahwa mereka tidak bisa memenuhi semua kebutuhan untuk menangani masalah sosial, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Oleh karena itu, mereka membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai pihak untuk bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut.
"Kami sebagai 31 Camat di Kota Surabaya bersatu dan mengajak pengusaha dan semua saudara kami untuk bergabung dengan Pemkot Surabaya demi menyelesaikan masalah sosial, kesejahteraan, dan kesehatan yang ada," tegas Ario.
Sementara itu, Erna Yuliaty Chriswanto, Ketua Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kecamatan Gunung Anyar, mengungkapkan bahwa IPSM telah bekerja sama dengan LDII selama tiga tahun terakhir untuk menyalurkan santunan.
"Santunan tersebut diberikan berdasarkan pendataan di setiap kelurahan. Kerja sama kami dengan LDII dilakukan setiap tahun dan sudah berjalan selama tiga tahun. Alhamdulillah, kerja sama ini terus berkesinambungan," ungkap Erna.
Dalam kegiatan tersebut, KH Chriswanto memberikan 50 paket bingkisan yang terdiri dari uang dan sembako untuk anak yatim dan duafa. Selain itu, PC LDII Gunung Anyar juga menyalurkan bantuan sembako di kelurahan-kelurahan yang ada di kecamatan tersebut.
"Kegiatan ini bergiliran dari berbagai potensi yang perlu disantuni. Jika tahun sebelumnya fokusnya adalah anak-anak penyandang disabilitas, untuk tahun ini targetnya adalah anak yatim dan dhuafa berdasarkan data dari Dinas Sosial," jelasnya.