Suarajatim.com - MiG-17 merupakan pesawat tempur legendaris yang dikembangkan oleh Uni Soviet pada tahun 1950-an. Pesawat ini menjadi penerus dari MiG-15 yang merupakan pesawat tempur sukses dalam Perang Korea.
MiG-17 menjadi salah satu pesawat tempur yang paling banyak digunakan oleh negara-negara Blok Timur selama Perang Dingin dan dianggap sebagai pesawat yang sangat efektif dalam melawan pesawat-pesawat Barat seperti F-86 Sabre dan F-4 Phantom.
Desain
MiG-17 dirancang oleh Mikoyan-Gurevich Design Bureau pada akhir 1940-an. Pesawat ini memiliki sayap delta yang pendek dan tebal serta memiliki bentuk tubuh yang ramping.
Ketinggian ekor juga dipotong lebih pendek untuk memungkinkan pesawat ini dapat bergerak dengan lebih lincah. MiG-17 juga dilengkapi dengan mesin turboprop Mikulin AM-5F, yang memberikan daya dorong yang lebih tinggi daripada mesin MiG-15.
Senjata
MiG-17 dilengkapi dengan senjata utama berupa dua meriam NR-23 kaliber 23mm dan satu meriam NR-37 kaliber 37mm yang terletak di bawah hidung pesawat. Selain itu, pesawat ini juga dapat membawa berbagai macam senjata rudal dan bom, seperti misil K-13 (AA-2 Atoll) dan bomba FAB-100.
Kinerja
Dalam pertempuran udara, MiG-17 terkenal sebagai pesawat yang lincah dan mudah untuk dikendalikan. Pesawat ini dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 1.100 km/jam dan dapat mencapai ketinggian maksimum hingga 16.000 meter.
Concorde, Pesawat Supersonik
Dengan mesin yang kuat dan sayap delta yang pendek dan tebal, MiG-17 dapat dengan mudah mengatasi pesawat-pesawat Barat seperti F-86 Sabre.
Penggunaan
MiG-17 menjadi pesawat tempur yang sangat populer di Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur lainnya selama Perang Dingin. Pesawat ini banyak digunakan dalam berbagai konflik di seluruh dunia, seperti Perang Vietnam, Konflik Arab-Israel, dan Konflik Timur Tengah. Selain itu, MiG-17 juga digunakan oleh beberapa negara di Asia dan Afrika, seperti Indonesia, Pakistan, dan Tanzania.
MiG-17 merupakan pesawat tempur legendaris yang sangat sukses dalam konflik-konflik selama Perang Dingin. Dengan desain yang lincah dan senjata yang kuat, pesawat ini menjadi ancaman serius bagi pesawat-pesawat Barat pada masanya.
Meskipun telah pensiun dari dinas militer, keberadaan MiG-17 tetap menjadi sejarah dalam industri penerbangan militer dan menjadi bukti keberhasilan Uni Soviet dalam mengembangkan teknologi penerbangan pada masa itu.
Di Indonesia, TNI AU mengoperasikan 49 unit MiG-17 Fresco varian MiG-17F dan MiG-17PF. Seluruh pesawat ini dibeli dan mulai datang ke Indonesia pada tahun 1961. Pesawat MiG-17 TNI AU semula memiliki home base di Kemayoran, setelah itu dipindahkan ke Lanud Iswahyudi Madiun.
Pesawat MiG-17 TNI AU digunakan pada persiapan operasi TRIKORA pada tahun 1962 dan terbukti banyak berperan untuk membebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda.
Seluruh pesawat dinonaktifkan pada tahun 1969 dan resmi tidak digunakan lagi sejak tahun 1970. Sebuah usia operasional yang sangat singkat untuk sebuah jet tempur, namun keberadaan pesawat MiG-17 Fresco mampu membuat Belanda mengurungkan niatnya untuk mengambil Irian Barat kembali serta menjadikan Indonesia sebagai Angkatan Udara terkuat nomor empat di dunia dan nomor satu di Asia pada dekade 60-an.
Kini pesawat-pesawat tua MiG banyak yang dijadikan sebagai monumen di batas kota maupun tempat wisata di Indonesia.