- Belasan turis di Bali membuat petisi karena merasa terganggu dengan suara ayam warga yang kerap berkokok pada subuh dan siang hari. Petisi dikirimkan ke Kantor Camat Kuta Selatan.
Bali, Suarajatim.com - Belasan turis bule mengirimkan petisi ke Kantor Camat Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali pada Kamis (2/3). Petisi itu berisi keluhan mereka atas suara ayam berkokok yang dianggap mengganggu karena berbunyi setiap hari. Suara tersebut terdengar sampai ke tempat mereka menginap di homestay Anumaya Bay View, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengatakan tim dari Kecamatan Kuta Selatan telah melakukan pengecekan ke lapangan. Ternyata, suara kokok tersebut berasal dari ayam peliharaan warga sekitar, dan bukan merupakan wilayah bisnis.
"Itu yang memang peliharaan dan bukan merupakan suatu bisnis. Sehingga tinggal dikomunikasikan saja. Saya juga belum dapat laporan dari (Kepala Dinas) Pariwisata Badung terkait hal tersebut," kata Pemayun, pada Jumat (3/3).
Berdasarkan keterangan dari Kepala Seksi Satuan Ketenteraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Kuta Selatan, I Kadek Agus Alit Juwita, petisi tercetus dari seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Rusia.
"Iya benar, yang komplain kebanyakan bule Rusia. Kalau dibilang petisi tidak tau itu petisi apa tidak, yang jelas surat ditandatangani dan di belakangnya isi tulisan. Komplain suara kokok ayam karena bunyi setiap hari pagi dan malam," kata Alit Juwita.
Turis Bule Buka Rental Motor Sampai Jadi Tukang Pijat di Bali, SPSI: Ini Penjajahan
Menurutnya, yang pertama tinggal di sana adalah sang pemilik ayam, bukan homestay tersebut. Pemilik homestay sendiri tidak ada komplain apapun. Hanya para turis saja yang mengeluh.
"Kami lakukan mediasi antara si pemilik ayam dengan pemilik homestay, agar dia menyampaikan kepada bule-bule yang tinggal di sana. Bahwa yang duluan punya rumah di sana adalah si pemilik ayam," ujarnya.
Mediasi rencananya akan dilakukan pada Selasa (7/2). Diharapkan masalah ini dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
"Kalau nanti (mediasi) jalannya buntu, ya harus homestay yang membuat peredam suara di sana. Agar tamu-tamunya tidak komplain," tutup Alit Juwita.
Di kesempatan berbeda, pemilik ayam, yang diketahui bernama Wayan Agus Juli, warga Pondok Mekar 2 di Jalan Kampus Udayana, Jimbaran, bersikeras ogah memindahkan ayam-ayam itu. Meskipun sempat diimingi uang 500 ribu rupiah oleh salah seorang WNA, dia tetap tidak mau. Wayan Agus mengaku cuek karena merasa lahir dan besar di lingkungan itu.
"Saya nggak peduli. Saya lho udah dari zaman Belanda di sini, kakek dan nenek saya," kata Agus sambil tertawa.