- Memasuki usia 1 abad Nahdlatul Ulama (NU), LDII menyampaikan kekagumannya pada pergerakan NU dalam mendukung kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
- LDII ingin banyak belajar dari NU sebagai saudara tua, khususnya dalam memanajemen program-program yang luar biasa dan dapat dirasakan oleh seluruh umat.
Jakarta, Suarajatim.com - Nahdlatul Ulama (NU) hari ini memasuki usia 1 abad. Berarti selama itu juga NU telah menjadi inspirasi bagi ormas-ormas Islam lain dalam memberikan sumbangsih besar terhadap perjalanan bangsa dan negara Indonesia. Tak terkecuali bagi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
Hal ini diakui langsung oleh Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso. "Selamat atas pencapaian NU selama seabad berkiprah dalam mewujudkan masyarakat madani. Ibarat perahu, NU merupakan kapal yang tangguh dengan nakhoda istimewa. Sehingga mampu melewati zaman pergerakan, revolusi, hingga lahirnya Indonesia modern," tutur KH Chriswanto.
KH Chriswanto juga mengapresiasi tiga agenda besar NU yang disampaikan oleh Yenny Wahid selaku Ketua Pelaksana Seabad Harlah NU. Diantaranya renainsans (kebangkitan peradaban baru), kontekstualisasi dari berbagai macam gerakan yang menjadi dasar NU, dan kepemimpinan dunia yang mengakar pada tradisi, tetapi tetap berkiprah di skala global.
Menurut KH Chriswanto, tiga agenda tersebut sangat relevan dengan kondisi umat Islam sekarang ini dimana teknologi kian canggih tetapi tidak selalu dibarengi dengan peningkatan adab moralitas manusia.
"Ini menjadi tantangan dalam membangun sisi religi bangsa Indonesia," kata KH Chriswanto.
Jika dibiarkan, maka bangsa Indonesia bisa kehilangan arah. Oleh karenanya, NU melakukan sejumlah langkah untuk menghindari hal tersebut, "Pemikiran NU untuk mengkontekstualisasi gerakan, mampu memberi solusi agar menyentuh masyarakat bawah sehingga tidak menjadi korban benturan peradaban," tutur KH Chriswanto.
NU juga turut memperhatikan kondisi geopolitik global yang kian terpolarisasi serta berpotensi mengancam eksistensi umat manusia. "Dengan kondisi dunia yang berpengaruh terhadap bangsa Indonesia, NU menjadi pembuka jalan lahirnya peradaban baru yang diridhoi Allah," pungkas KH Chriswanto.
Senada dengan KH Chriswanto, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ubaidah Kertosono Habib Ubaidillah Alhasany juga memuji kontribusi NU terhadap bangsa dan negara, khususnya dalam sikap toleransi beragama, kebersamaan, persatuan dan kesatuan.
"NU punya andil sangat besar dalam mengisi kemerdekaan Indonesia karena pejuang-pejuang kemerdekaan terbanyak adalah dari kalangan pesantren. Tentunya sebagai komandannya adalah kiyai-kiyai itu sendiri," ungkapnya.
Menurut Habib Ubaid, NU selalu meng-update program kerja, baik pembinaan umat secara umum maupun program pembinaan anak-anak bangsa di pondok pesantren.
"Kami dari LDII secara pribadi dan institusi di Ponpes Al-Ubaidah Kertosono ini merasa iri dengan Nahdiyin terutama pembinaan pondok pesantren yang luar biasa, meskipun dengan pondok tradisional tapi hasilnya sangat luar biasa," ujarnya.
Habib Ubaid juga mengatakan bahwa LDII ingin banyak belajar dari NU sebagai saudara tua, khususnya dalam memanajemen program-program yang luar biasa, dan dapat dirasakan oleh seluruh umat.
Ia berharap, NU terus menjadi yang terdepan dalam upaya menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah basyariah, "Terutama menjaga hubungan erat dan harmonis dengan LDII, termasuk Ponpes Al-Ubaidah Kertosono," pungkasnya.