Samsung Bersiap Ciptakan Dunia Terkoneksi yang Ramah Lingkungan

  • Samsung tengah gencar menciptakan dunia terkoneksi dimana semua touchpoint utama dalam hidup manusia, seperti rumah, mobil, dan pekerjaan bisa dikendalikan lewat satu sentuhan tombol. 
  • Visi ini dibarengi dengan upaya pelestarian lingkungan menuju nol emisi karbon di tahun 2050.

Las Vegas, Suarajatim.com - Melalui konferensi pers di CES 2023, Vice Chairman, CEO, and Head of the DX (Device eXperience) Division, Samsung Electronics, Jong-Hee (JH) Han, mengungkapkan visi Samsung dalam menghadirkan dunia terkoneksi demi masa depan yang berkelanjutan. (5/1/2023)


JH Han mengatakan, pengalaman terkoneksi akan meliputi semua touchpoint utama dalam hidup manusia, seperti rumah, mobil, dan pekerjaan. Perusahaan menargetkan untuk menghadirkan calm ke dunia yang terkoneksi, sehingga berbagai perangkat dan inovasi benar-benar mendukung kegiatan manusia dengan lebih baik, lebih personal, dan lebih intuitif.


Untuk itu, Samsung fokus pada cara menghubungkan perangkat secara mulus, mendesain produk-produk inovatif, serta melakukan kemitraan strategis untuk membentuk penggunaan teknologi yang lebih berkelanjutan. Harapannya, pada tahun 2050 mendatang semua bisnis Samsung akan menyamakan kebutuhan listrik mereka dengan energi terbarukan dan meraih nol emisi karbon (net zero). Dalam jangka waktu yang lebih dekat, Divisi DX akan melakukan transisi menuju 100% energi terbarukan pada 2027 dan mencapai nol emisi karbon pada 2030.


“Kami sadar visi kami adalah visi yang besar. Karena ini terkait dengan bagaimana memecahkan tantangan nyata saat ini dan memahami kebutuhan serta aspirasi konsumen di masa depan. Hal tersebut membutuhkan waktu, inovasi, serta kerja sama dengan para mitra di seluruh dunia. Namun kami berkomitmen untuk meraihnya, dan kami sudah memulainya," ujar JH Han.


Melalui program Everyday Sustainability, Samsung menanamkan fitur-fitur keberlanjutan di dalam produknya dan layanan perusahaan yang paling popular, untuk memberikan kontribusi dalam membentuk lingkungan yang lebih sehat. Salah satunya dengan menciptakan produk-produk inovatif yang memiliki efisiensi bahan dan daya.


“Harapannya, banyak orang di seluruh dunia yang menggunakan produk kami bisa berkontribusi untuk planet yang lebih sehat,” ucap Inhee Chung, Vice President of Corporate Sustainability Center, Samsung.


Samsung tengah mengembangkan Less Microfiber Filter terbaru yang mampu mengurangi pelepasan mikroplastik dengan mencegahnya terbuang ke laut pada akhir siklus pencucian. 


Samsung juga bergabung dengan Carbon Trust untuk mengembangkan alat yang dapat mengukur, memperhitungkan, dan melakukan dekarbonisasi emisi yang diasosiasikan dengan perangkat terhubung saat tengah digunakan konsumen.


Executive Vice President and Head of SmartThings, Jaeyeon Jung, membeberkan bahwa Sasung juga tengah mengembangkan Rumah Pintar atau SmartHome dengan fitur-fitur seperti SmartThings Home Monitor dan SmartThings Pet Care yang mampu memberikan peringatan jika terjadi hal-hal tidak lazim pada manusia dan hewan peliharaan. Dimana kesemuanya juga akan terhubung pada Samsung Smart TV.


SmartThings Station juga dapat mengubah wireless charger Samsung menjadi smart home hub yang bisa dengan mulus mentransformasi kondisi rumah Anda dalam satu sentuhan tombol.


Samsung sebagai anggota pendiri Home Connectivity Alliance (HCA), menjanjikan akan lebih banyak perangkat yang bisa saling terhubung. Inovasi ini juga disertai dengan peningkatan keamanan dan privasi sebagai kunci utama dalam membangun ekosistem perangkat terkoneksi. 


Dengan menggunakan Samsung Knox Matrix, Samsung menjamin kenyamanan dan keamanan dalam menyinkronkan kredensial antar perangkat, sambil melindungi data sensitif melalui pengawasan mutual berlapis yang dengan teknologi blockchain privat.


Pengalaman terkoneksi ini juga dihadirkan ke dalam kabin mobil (in-cabin experience - ICX). Dengan menggunakan algoritma machine learning, Samsung dapat mengumpulkan dan memproses data dari sensor-sensor mobil untuk mengukur kantuk dan distraksi yang dialami pengemudi, kemudian memberikan intervensi khusus untuk memitigasi risiko dan membantu meningkatkan well-being pengemudi.

LihatTutupKomentar