Suarajatim.com - Jumlah penyandang obesitas atau berat badan berlebih (berdasarkan standar BMI 25) di seluruh dunia mendekati jumlah 2 milyar orang. Itu berarti hampir sebanyak 20% dari total 7,4 milyar populasi manusia yang hidup di seluruh dunia. Dan ini merupakan jumlah yang cukup besar, bayangkan seperlima jumlah manusia di dunia memiliki problem berat badan berlebih dengan resiko komplikasi penyakit berbahaya menyertainya.
#obesitas #stroke #diet #kegemukan #otak
Hubungan obesitas dengan resiko komplikasi penyakit seperti kardiovaskuler, diabetes, dan beberapa jenis kanker sudah banyak diketahui dan dibahas. Yang belum banyak diketahui oleh masyarakat adalah bagaimana berat badan bisa mempengaruhi struktur dan fungsi otak manusia. Sungguh bukan hal yang bisa diabaikan begitu saja.
Apakah Tingkat IQ Manusia Menentukan Berat Badan?
Statistik menunjukkan secara signifikan bahwa terdapat korelasi antara kurangnya tingkat kecerdasan atau IQ yang cenderung rendah dengan berat badan berdasarkan beberapa studi (Psychcentral.com). Yang belum jelas dalam waktu lama sampai saat ini adalah bagaimana hubungan sebab akibatnya. Apakah berat badan mengakibatkan kemunduran tingkat kecerdasan ataukah orang yang terlahir dengan IQ cenderung rendah akan memiliki kemungkinan obesitas lebih besar?Meskipun beberapa studi di awal menyimpulkan bahwa orang dengan tingkat IQ lebih rendah mungkin disebabkan oleh obesitas yang dialami, tetapi studi terbaru menunjukkan hasil yang berbeda. Studi ini justru memberikan hasil bahwa salah satu resiko obesitas adalah terjadinya penurunan tingkat kecerdasan/ IQ. Studi ini dilakukan dengan metode longitudinal yaitu membandingkan perubahan pada subyek penelitian sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan tertentu dalam waktu yang cukup lama.
Baca: 4 Jenis Diet yang Bisa Kurangi Resiko Stroke
Sebuah analisis meta yang dipublikasikan pada tahun 2010 merangkum studi yang berbeda tentang hubungan IQ dengan obesitas. Kesimpulan utama yang didapatkan adalah ternyata memang benar ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat IQ yang cenderung rendah pada masa kanak-kanak dan kemungkinan obesitas pada saat dewasa.
Penelitian tentang hal ini pernah dilakukan di Swedia, Inggris Raya dan Selandia Baru dengan jumlah partisipan 900-5000 orang dimana hasilnya menunjukkan bahwa orang yang memiliki IQ lebih rendah ternyata memiliki BMI yang lebih besar atau mendekati obesitas (Zergnet.com).
Obesitas Menjadi Faktor Utama Penuaan Dini Pada Otak
Secara alami otak akan mengalami proses penuaan seiring dengan bertambahnya umur kita. Semakin tua usia manusia makan otak akan semakin menyusut dan berkurangnya fungsi “white matter” otak yaitu bagian otak yang bertugas untuk menghubungan pusat-pusat informasi dan analisis. Tapi kecepatan penuaan dini otak pada manusia berbeda-beda tergantung kepada beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah berat badan. Obesitas mempercepat terjadinya proses penuaan dini pada otak.Riset yang dilakukan oleh Cambridge University menyimpulkan bahwa orang yang mengalami obesitas memiliki lebih sedikit bagian putih (white matter) pada otaknya jika dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.
Penelitian ini dilakukan kepada 473 orang partisipan dimana hasilnya menunjukkan bahwa orang dengan obesitas mengalami penuaan dini pada otak 10 kali lebih cepat. Para ilmuwan memperkirakan bahwa hilangnya jaringan pada otak bisa menjadi faktor utama terjadinya demensia atau kepikunan meskipun belum terdapat bukti yang kuat dalam hal itu sampai saat ini.
Obesitas Merubah Cara Merasakan Sesuatu
Selain merubah struktur otak, obesitas juga bisa merubah cara otak dalam bekerja. Sebuah studi menyimpulkan bahwa konsentrasi reseptor dopamin otak berhubungan dengan BMI (Body Mass Index). Dopamin adalah neurotransmitter yang menghantarkan sinyal hanya di dalam otak dan juga berperan dalam mengatur pergerakan, pembeajaran, daya ingat, emosi, rasa senang, tidur dan kognisi.Orang dengan BMI yang lebih tinggi ternyata memiliki konsentrasi dopamin yang lebih rendah sehingga menyebabkan kurangnya kepuasaan setelah makan dengan porsi yang normal dan akan cenderung menambah porsi makannya lagi agar tercapai kepuasan yang diinginkan.
Baca: Awas, Tidur Terlalu Lama Bisa Memicu Stroke
Penelitian yang lain dilakukan dengan memberikan kepada partisipan sesuatu yang bisa memicu terjadinya kenaikan berat badan dan obesitas, contohnya dengan diberikan milkshake dalam jangka waktu tertentu. Hasilnya setelah 6 bulan ternyata orang yang mengalami kenaikan berat badan memiliki respon dopamin yang lebih rendah. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa individu yang obesitas cenderung merasa kurang puas dengan apa yang dimakannya jika dibandingkan dengan orang yang lebih kurus (Brain Dopamine And Obesity,2001)
Penelitian tentang pengaruh obesitas terhadap fungsi otak memang masih dalam pengembangan tetapi gambaran mengenai hal tersebut seharusnya sudah cukup untuk dijadikan peringatan. Penting untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang hal ini agar bisa terbentuk kesadaran sejak dini bahwa akibat dari kelebihan berat badan dan obesitas dapat menyebabkan masalah yang serius termasuk dalam hal kemampuan otak.
(Pridiyawati)