Suara Jatim - Pembelajaran sekolah secara daring di masa pandemi Covid-19 masih menyisakan problematika khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), yang tak bisa menyediakan smartphone untuk anaknya. Atas dasar itulah, Elvira Devinamira, Puteri Indonesia 2014 berniat membantu pemerintah dengan membuka sekolah online gratis.
Dibantu Daniel Lukas Rorong selaku Pendiri dan Ketua Komunitas Tolong Menolong, Elvira membuka sekolah online gratis bersama adiknya Shafira Novianti Adi dan Ibunya Henida Prabawati di kampung eks lokalisasi Kremil Surabaya, agar siswa tidak mampu tetap bisa bersekolah dengan cara daring.
"Untuk sementara, kelasnya hanya menampung empat sampai lima murid dari kalangan MBR," kata Elvira saat meresmikan Sekolah Online Gratis di "Rumah Aspirasi" di Jalan Tambak Asri 187.
Elvira bersama adiknya menyediakan smartphone dari kocek pribadinya, untuk dipinjamkan ke siswa selama proses belajar mengajar.
Tak hanya itu, ke depan, tenaga pengajar juga disediakan oleh perempuan asal Surabaya yang pernah mengikuti kompetisi Miss Universe 2014 tersebut.
“Kita akan sebisa mungkin semampunya kita. Karena jujur, untuk saat ini tidak ada donatur dan investor. Semua murni dari tabunganku sendiri dan dari tabungan adikku,” ungkap Elvira.Ke depan, Elvira akan membuka sekolah online gratis bagi siswa dari kalangan keluarga tak mampu di beberapa wilayah di Surabaya. Supaya mereka tetap bisa mengikuti pembelajaran secara daring meski orang tuanya tidak bisa menyediakan smartphone bagi anaknya.
“Kalau memang dari empat smartphone ini bisa membantu. Paling nggak bisa memahami atau meng adjust dari jaman ke jaman seperti ini di situasi pandemi ini, ya kita akan menambah lagi,” kata Elvira.
Tak hanya menyediakan smartphone, fasilitas penunjang sekolah daring seperti jaringan internet hingga makanan ringan pun disiapkan bagi siswa yang belajar di kelas online gratis ini. Agar mereka merasa nyaman selama pembelajaran.
Sementara itu, Shafira merasa senang diajak Elvira Devinamira kakaknya untuk berbagi dengan kalangan tidak mampu khususnya di masa pandemi Covid-19.
Karena dia bisa belajar banyak mengenai situasi dan permasalahan belajar daring bagi MBR.
“Karena tidaknya kita yang lumayan mampu bisa memberi dan membantu anak-anak ini. Meskipun sekarang hanya sedikit apalagi di masa-masa ini yang semuanya online,” katanya.
Menurutnya, edukasi itu sangat dibutuhkan bagi generasi penerus bangsa. Sehingga dia berharap kalangan mampu dapat membantu pendidikan anak MBR.
Dibantu Daniel Lukas Rorong selaku Pendiri dan Ketua Komunitas Tolong Menolong, Elvira membuka sekolah online gratis bersama adiknya Shafira Novianti Adi dan Ibunya Henida Prabawati di kampung eks lokalisasi Kremil Surabaya, agar siswa tidak mampu tetap bisa bersekolah dengan cara daring.
"Untuk sementara, kelasnya hanya menampung empat sampai lima murid dari kalangan MBR," kata Elvira saat meresmikan Sekolah Online Gratis di "Rumah Aspirasi" di Jalan Tambak Asri 187.
Elvira bersama adiknya menyediakan smartphone dari kocek pribadinya, untuk dipinjamkan ke siswa selama proses belajar mengajar.
Tak hanya itu, ke depan, tenaga pengajar juga disediakan oleh perempuan asal Surabaya yang pernah mengikuti kompetisi Miss Universe 2014 tersebut.
“Kita akan sebisa mungkin semampunya kita. Karena jujur, untuk saat ini tidak ada donatur dan investor. Semua murni dari tabunganku sendiri dan dari tabungan adikku,” ungkap Elvira.Ke depan, Elvira akan membuka sekolah online gratis bagi siswa dari kalangan keluarga tak mampu di beberapa wilayah di Surabaya. Supaya mereka tetap bisa mengikuti pembelajaran secara daring meski orang tuanya tidak bisa menyediakan smartphone bagi anaknya.
“Kalau memang dari empat smartphone ini bisa membantu. Paling nggak bisa memahami atau meng adjust dari jaman ke jaman seperti ini di situasi pandemi ini, ya kita akan menambah lagi,” kata Elvira.
Tak hanya menyediakan smartphone, fasilitas penunjang sekolah daring seperti jaringan internet hingga makanan ringan pun disiapkan bagi siswa yang belajar di kelas online gratis ini. Agar mereka merasa nyaman selama pembelajaran.
Sementara itu, Shafira merasa senang diajak Elvira Devinamira kakaknya untuk berbagi dengan kalangan tidak mampu khususnya di masa pandemi Covid-19.
Karena dia bisa belajar banyak mengenai situasi dan permasalahan belajar daring bagi MBR.
“Karena tidaknya kita yang lumayan mampu bisa memberi dan membantu anak-anak ini. Meskipun sekarang hanya sedikit apalagi di masa-masa ini yang semuanya online,” katanya.
Menurutnya, edukasi itu sangat dibutuhkan bagi generasi penerus bangsa. Sehingga dia berharap kalangan mampu dapat membantu pendidikan anak MBR.
Baca: Alamanda Shantika, Perintis Sekolah Digital Gratisan
“Sekarang jaman memakai teknologi lebih sering, jadi misi kita itu untuk membantu seperti itu,” tambahnya.
Eleen Clarabella siswa yang duduk dibangku kelas 4 SDN Asemrowo II ini mengaku senang lantaran ia dapat belajar dengan lancar.
>Pasalnya, dirinya sempat kesusahan belajar lantaran tidak adanya fasilitas yang mendukung saat proses pembelajaran daring.
"HP (smartphone) milik mama sering rusak. Terus, saya harus bergantian dengan adik yang juga masih kelas 2 SD," jelasnya.
Daniel Lukas Rorong, Pendiri dan Ketua Komunitas Tolong Menolong, ini adalah aksi sosial yang keenamnya bersama Puteri Indonesia 2014 tersebut
Sebelumnya, puluhan anak panti asuhan dan keluarga tak mampu pernah diajak bermain sepuasnya di wahana bermain di Surabaya Carnival.
"Bersama Elvira, kami juga pernah mengajak ratusan anak panti asuhan berbuka puasa bersama dan dilanjut nonton film bersama," ungkap Daniel yang sudah 10 tahun ini mengabdikan diri sebagai relawan kemanusiaan ini.Setelah membuka sekolah online gratis, Elvira bersama adik dan Ibunya menggelar bakti sosial dengan membagikan 200 masker dan paket makanan kepada anak-anak yang bermukim di Kampung 1001 malam, yang tinggal di bawah kolong jembatan tol Dupak Surabaya.
“Sekarang jaman memakai teknologi lebih sering, jadi misi kita itu untuk membantu seperti itu,” tambahnya.
Eleen Clarabella siswa yang duduk dibangku kelas 4 SDN Asemrowo II ini mengaku senang lantaran ia dapat belajar dengan lancar.
>Pasalnya, dirinya sempat kesusahan belajar lantaran tidak adanya fasilitas yang mendukung saat proses pembelajaran daring.
"HP (smartphone) milik mama sering rusak. Terus, saya harus bergantian dengan adik yang juga masih kelas 2 SD," jelasnya.
Daniel Lukas Rorong, Pendiri dan Ketua Komunitas Tolong Menolong, ini adalah aksi sosial yang keenamnya bersama Puteri Indonesia 2014 tersebut
Sebelumnya, puluhan anak panti asuhan dan keluarga tak mampu pernah diajak bermain sepuasnya di wahana bermain di Surabaya Carnival.
"Bersama Elvira, kami juga pernah mengajak ratusan anak panti asuhan berbuka puasa bersama dan dilanjut nonton film bersama," ungkap Daniel yang sudah 10 tahun ini mengabdikan diri sebagai relawan kemanusiaan ini.Setelah membuka sekolah online gratis, Elvira bersama adik dan Ibunya menggelar bakti sosial dengan membagikan 200 masker dan paket makanan kepada anak-anak yang bermukim di Kampung 1001 malam, yang tinggal di bawah kolong jembatan tol Dupak Surabaya.