Jasa ekspedisi barang di China baru-baru ini menuai sorotan tajam usai kedapatan mengangkut lebih dari 6.000 kardus berisikan hewan-hewan peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci dan marmut yang hampir seluruhnya tewas dalam perjalanan.
Semua hewan yang bernasib tragis itu ditemukan ketika tiba di sebuah stasiun logistik kota Luohe, provinsi Henan.
Ilustrasi via pexels.com |
Baca: Sadar, Warga China Sudah Mulai Tolak Makan Anjing
Menurut surat kabar Global Times, dugaan menyebut adanya miskomunikasi yang terjadi dalam menerapkan regulasi pengiriman. Tetapi pihak perusahaan Yunda, sebagai penyedia jasa ekspress justru mengaku tidak mengetahui adanya insiden yang terjadi pada pekan lalu (29/09/2020).
Menurut surat kabar Global Times, dugaan menyebut adanya miskomunikasi yang terjadi dalam menerapkan regulasi pengiriman. Tetapi pihak perusahaan Yunda, sebagai penyedia jasa ekspress justru mengaku tidak mengetahui adanya insiden yang terjadi pada pekan lalu (29/09/2020).
Menurut keterangan dari kelompok relawan, ribuan hewan yang diangkut ditemukan berada dalam kandang plastik atau logam yang dibungkus dalam kardus berlubang ketika dikirim.
Mereka dibiarkan di dalam kotak tanpa makanan atau air selama seminggu perjalanan yang kemungkinan besar menjadi faktor utama penyebab kematian.
“Jelas sekali mereka mati karena lemas, dehidrasi dan kelaparan,” kata Hua, pendiri kelompok penyelamat hewan Utopia. "Stasiun itu penuh dengan kotak ekspress berisi ribuan hewan yang telah mati, dan seluruh tempat itu berbau bangkai (hewan) yang membusuk," lanjutnya kepada CBS News.
Mereka dibiarkan di dalam kotak tanpa makanan atau air selama seminggu perjalanan yang kemungkinan besar menjadi faktor utama penyebab kematian.
“Jelas sekali mereka mati karena lemas, dehidrasi dan kelaparan,” kata Hua, pendiri kelompok penyelamat hewan Utopia. "Stasiun itu penuh dengan kotak ekspress berisi ribuan hewan yang telah mati, dan seluruh tempat itu berbau bangkai (hewan) yang membusuk," lanjutnya kepada CBS News.