Suarajatim.com - Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) atau program pertukaran pemuda Indonesia dan Australia saat ini tengah memasuki fase Indonesia.
Pada fase sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan di Canberra, Sidney dan Brisbane pada 6 Oktober hingga 1 Desember lalu. Untuk fase Indonesia dilaksanakan pada 1 Desember sampai 26 Januari mendatang di Jawa Timur.
Sebanyak 17 delegasi pemuda Australia dan 17 delegasi pemuda Indonesia akan melakukan proses pemagangan dan Comunnity Development di dua tempat. Yaitu di Desa Sanankerto, Kabupaten Malang dan di Kota Surabaya.
Dalam upacara pembukaan yang diselenggarakan di Gedung Grahadi Surabaya pada Kamis (5/12) lalu, Heru Tjahjono, Sekretaris daerah Jawa Timur menngungkapkan rasa bangga atas terselenggaranya program tersebut di Jawa Timur, dan berharap program tersebut bisa semakin meningkatkan jalinan hubungan yang dilaksanakan pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Australia.
“Semoga kegiatan pertukaran pemuda Indonesia-Australia memberikan dampak positif bagi kedua negara,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Wisler Manalu, Asisten Deputi KPP, menyampaikan harapan bahwa program ini bisa menjadi program transfer pengetahuan yang ditularkan oleh seluruh peserta delegasi kepada warga desa tempat pelaksanaan program ini. “Saya berharap melalui comunity development masyarakat bisa lebih mandiri lagi,” ujarnya.
Program yang sudah diadakan sejak tahun 1981 ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara. Kegiatan tahunan ini merupakan bentuk kerjasama antara Deputi Bidang Pengembangan Pemuda yang berkolaborasi dengan Departement of Foreign Affairs and Trades of Australia.
Paul Zeccola, Wakil Konsulat Jendral Australia untuk Indonesia, mengaku sangat gembira dengan penyelenggaraan program pertukaran pelajar ini. Menurutnya, Australia dan Indonesia memiliki karakteristik keberagaman penduduk yang sama. Ia berharap pemuda Indonesia dan Australia bisa saling belajar dan berbagai pengetahuan dalam mengelola perbedaan dan keanekaragaman.
Hal senada diungkapkan Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Dr. H. M. Asrorun Niam Sholeh, MA yang mengharapkan jika program ini bisa membuat peserta dapat belajar banyak dalam pergaulan multikultural di dunia Internasional dan menjadi duta bangsa dalam pergaulan internasional.
“Salah satu prioritas kita adalah membangun harmoni, moderasi, dan kerukunan, serta respek dan menghargai perbedaan. Dalam fase Indonesia ini, kita memiliki kesempatan untuk mengenalkan wujud harmoni serta kerukunan Indonesia di desa. Desa identik dengan lingkungannya yang alami, sejuk, dan warga masyarakatnya yang ramah ke semua orang meski baru di kenalnya. Kemudian warga masyarakat di desa tingkat kepeduliannya dan tingkat kekeluargaannya tinggi," paparnya.//
Pada fase sebelumnya, kegiatan ini dilaksanakan di Canberra, Sidney dan Brisbane pada 6 Oktober hingga 1 Desember lalu. Untuk fase Indonesia dilaksanakan pada 1 Desember sampai 26 Januari mendatang di Jawa Timur.
Sebanyak 17 delegasi pemuda Australia dan 17 delegasi pemuda Indonesia akan melakukan proses pemagangan dan Comunnity Development di dua tempat. Yaitu di Desa Sanankerto, Kabupaten Malang dan di Kota Surabaya.
Dalam upacara pembukaan yang diselenggarakan di Gedung Grahadi Surabaya pada Kamis (5/12) lalu, Heru Tjahjono, Sekretaris daerah Jawa Timur menngungkapkan rasa bangga atas terselenggaranya program tersebut di Jawa Timur, dan berharap program tersebut bisa semakin meningkatkan jalinan hubungan yang dilaksanakan pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Australia.
“Semoga kegiatan pertukaran pemuda Indonesia-Australia memberikan dampak positif bagi kedua negara,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Wisler Manalu, Asisten Deputi KPP, menyampaikan harapan bahwa program ini bisa menjadi program transfer pengetahuan yang ditularkan oleh seluruh peserta delegasi kepada warga desa tempat pelaksanaan program ini. “Saya berharap melalui comunity development masyarakat bisa lebih mandiri lagi,” ujarnya.
Program yang sudah diadakan sejak tahun 1981 ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara. Kegiatan tahunan ini merupakan bentuk kerjasama antara Deputi Bidang Pengembangan Pemuda yang berkolaborasi dengan Departement of Foreign Affairs and Trades of Australia.
Paul Zeccola, Wakil Konsulat Jendral Australia untuk Indonesia, mengaku sangat gembira dengan penyelenggaraan program pertukaran pelajar ini. Menurutnya, Australia dan Indonesia memiliki karakteristik keberagaman penduduk yang sama. Ia berharap pemuda Indonesia dan Australia bisa saling belajar dan berbagai pengetahuan dalam mengelola perbedaan dan keanekaragaman.
Hal senada diungkapkan Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Dr. H. M. Asrorun Niam Sholeh, MA yang mengharapkan jika program ini bisa membuat peserta dapat belajar banyak dalam pergaulan multikultural di dunia Internasional dan menjadi duta bangsa dalam pergaulan internasional.
“Salah satu prioritas kita adalah membangun harmoni, moderasi, dan kerukunan, serta respek dan menghargai perbedaan. Dalam fase Indonesia ini, kita memiliki kesempatan untuk mengenalkan wujud harmoni serta kerukunan Indonesia di desa. Desa identik dengan lingkungannya yang alami, sejuk, dan warga masyarakatnya yang ramah ke semua orang meski baru di kenalnya. Kemudian warga masyarakat di desa tingkat kepeduliannya dan tingkat kekeluargaannya tinggi," paparnya.//