Suarajatim.com - Krisis air menjadi problem serius beberapa wilayah di Blitar dan Tulungagung. “Dari data yang berhasil dihimpun ada sekitar 42 dusun yang tersebar di 20 desa, di sembilan kecamatan di Tulungagung, sementara di Blitar ada 11 desa di empat kecamatan,” tandas Ir. HM Heri Romadhon, MM, anggota Komisi D DPRD Jatim.
Menurut Heri, saat ini tengah terjadi krisi air bersih di beberapa wilayah tersebut. “Air merupakan kebutuhan dasar manusia. Sudah menjadi anggapan umum di mana kita menemukan air, maka di sana ada harapan akan kehidupan. Sudah seharusnya pemerintah hadir untuk hal itu sebagai pelayanan berkeadilan sosial, yang diterjemahan adalah semua kebutuhan dasar bagi seluruh warga sebisa mungkin terpenuhi,” papar Politisi Partai Amanat Nasional ini (PAN).
Selain itu, saat ini puluhan hektar sawah baik di Tulungagung maupun Blitar sudah mati karena pasokan air yang kurang.
“Padahal mayoritas warga banyak yang menggantungkan hidupnya dari pertanian,” ujar politisi PAN tersebut.
Sebenarnya, lanjut Heri, hampir setiap tahun wilayah-wilayah tersebut mengalami krisis air, tapi di tahun ini memang yang paling parah.
“Yang dibutuhkan warga adalah penambahan sumur bor di wilayah-wilayah yang sulit air. Dengan penambahan sumur bor diharapkan lahan-lahan pertanian yang berpotensi mati karena kekeringan bisa kembali produktif,” tandasnya.
Saat ini, lanjut Heri, banyak yang gagal panen karena krisis air. Para petani tak bisa mengairi tanaman mereka karena memang tidak ada pasokan air. Sumur bor yang milik petani juga tidak keluar airnya karena dangkal dan pasokannya terbatas.
Heri menandaskan akan mendesak Pemprov Jatim melalui Dinas PU SDA untuk segera mengambil kebijakan terkait problem krisis air di Blitar dan Tulungagung tersebut.
“Jangan sampai problem seperti ini terjadi berulang. Kami akan turut melakukan iventarisir kebutuhan sumur bor ini serta titik-titik wilayah yang membutuhkan sumur bor. Harapannya, di masa mendatang problem serupa bisa diantisipasi atau bahkan dihindari,” tandasnya.//cw
Menurut Heri, saat ini tengah terjadi krisi air bersih di beberapa wilayah tersebut. “Air merupakan kebutuhan dasar manusia. Sudah menjadi anggapan umum di mana kita menemukan air, maka di sana ada harapan akan kehidupan. Sudah seharusnya pemerintah hadir untuk hal itu sebagai pelayanan berkeadilan sosial, yang diterjemahan adalah semua kebutuhan dasar bagi seluruh warga sebisa mungkin terpenuhi,” papar Politisi Partai Amanat Nasional ini (PAN).
Selain itu, saat ini puluhan hektar sawah baik di Tulungagung maupun Blitar sudah mati karena pasokan air yang kurang.
“Padahal mayoritas warga banyak yang menggantungkan hidupnya dari pertanian,” ujar politisi PAN tersebut.
Sebenarnya, lanjut Heri, hampir setiap tahun wilayah-wilayah tersebut mengalami krisis air, tapi di tahun ini memang yang paling parah.
“Yang dibutuhkan warga adalah penambahan sumur bor di wilayah-wilayah yang sulit air. Dengan penambahan sumur bor diharapkan lahan-lahan pertanian yang berpotensi mati karena kekeringan bisa kembali produktif,” tandasnya.
Saat ini, lanjut Heri, banyak yang gagal panen karena krisis air. Para petani tak bisa mengairi tanaman mereka karena memang tidak ada pasokan air. Sumur bor yang milik petani juga tidak keluar airnya karena dangkal dan pasokannya terbatas.
Heri menandaskan akan mendesak Pemprov Jatim melalui Dinas PU SDA untuk segera mengambil kebijakan terkait problem krisis air di Blitar dan Tulungagung tersebut.
Ir HM Heri Romadhon, MM, Anggota Komisi D FPAN DPRD Jawa Timur |
“Jangan sampai problem seperti ini terjadi berulang. Kami akan turut melakukan iventarisir kebutuhan sumur bor ini serta titik-titik wilayah yang membutuhkan sumur bor. Harapannya, di masa mendatang problem serupa bisa diantisipasi atau bahkan dihindari,” tandasnya.//cw