Suarajatim.com - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh elemen di Jawa Timur untuk melakukan refleksi di momen peringatan hari pendidikan nasional (Hardiknas) yang jatuh pada Rabu (2/5) kemarin.
Ia membeberkan tentang data terkait rendahnya angka partisipasi sekolah di Jawa Timur yang ternyata masih cukup rendah, hanya 7,23 persen.
Ia menjelaskan, di kondisi itu rata-rata anak kelas 2 SMP sudah drop out."Itu bukan masalah yang sepele," ujarnya.
Ketua umum Muslimat NU itu juga membeberkan kalau data kesejahteraan rakyat yang ada di laporan BPS Jawa Timur di tahun 2018, penduduk Jawa Timur yang berusia 15 tahun tak lulus SD sebanyak 21 persen, padahal yang lulus SD berada di angka 30 persen.
"Artinya kita punya 51 persen tenaga yang tidak cakap atau unskilled," ujarnya.
Mantan Menteri Sosial RI itu menjelaskan mereka yang unskilled butuh special treatment.
Perlakuan yang dimaksud adalah melalui penyaluran Program kejar paket yang intens untuk warga Jawa Timur.
Hal itu ditujukan untuk warga Jawa Timur yang belum lulus SD, SMP maupun SMA. "Kejar paket ini harus sampai menyisir, kadang yang banyak kasusnya adalah penduduk yang sudah kerja, malas untuk melanjutkan program kejar paket," ucap Khofifah.//cw
Ia membeberkan tentang data terkait rendahnya angka partisipasi sekolah di Jawa Timur yang ternyata masih cukup rendah, hanya 7,23 persen.
Ia menjelaskan, di kondisi itu rata-rata anak kelas 2 SMP sudah drop out."Itu bukan masalah yang sepele," ujarnya.
Ketua umum Muslimat NU itu juga membeberkan kalau data kesejahteraan rakyat yang ada di laporan BPS Jawa Timur di tahun 2018, penduduk Jawa Timur yang berusia 15 tahun tak lulus SD sebanyak 21 persen, padahal yang lulus SD berada di angka 30 persen.
"Artinya kita punya 51 persen tenaga yang tidak cakap atau unskilled," ujarnya.
Mantan Menteri Sosial RI itu menjelaskan mereka yang unskilled butuh special treatment.
Perlakuan yang dimaksud adalah melalui penyaluran Program kejar paket yang intens untuk warga Jawa Timur.
Hal itu ditujukan untuk warga Jawa Timur yang belum lulus SD, SMP maupun SMA. "Kejar paket ini harus sampai menyisir, kadang yang banyak kasusnya adalah penduduk yang sudah kerja, malas untuk melanjutkan program kejar paket," ucap Khofifah.//cw